Tiga Amalan Meraih Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko

Senin 25 Apr 2022 02:25 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: dok. Republika Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Memasuki sepuluh hari terkahir Ramadhan, kaum muslimin dianjurkan untuk senantiasa beramal saleh agar dapat mendapatkan keutamaan di dalamnya. Salah satunya yakni meraih Lailatul qadar. 

Dikutip dari buku 24 Jam di Bulan Ramadhan oleh Muhammad Abduh Tuasikal, terdapat tiga amalan yang dapat dilakukan di sepuluh hari terakhir Ramadhan, dan berikut di antaranya:

 

Pertama: Lebih serius dalam beribadah pada akhir Ramadhan. 

 

Dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata, 

 

“Apabila Nabi ﷺ memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjimak), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024 dan Muslim, 

no. 1174).

 

Kedua: Melakukan i’tikaf

 

I’tikaf maksudnya adalah berdiam di masjid beberapa waktu untuk lebih fokus melakukan ibadah.

 

Dalam hadits disebutkan,

 

Dari ‘Aisyah radhiyallahu anha ia berkata bahwasanya Nabi ﷺ biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. (HR. Bukhari, no. 2026 dan Muslim, no. 1172).

 

Hikmah beliau seperti itu disebutkan dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri berikut di mana Nabi ﷺ mengatakan,

 

“Aku pernah melakukan i’tikaf pada sepuluh hari Ramadhan yang pertama. Aku berkeinginan mencari malam lailatul qadar pada malam tersebut. Kemudian aku beri’tikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa lailatul qadar itu di sepuluh hari yang terakhir. Siapa saja yang ingin beri’tikaf di antara kalian, maka beri’tikaflah.” Lalu di antara para sahabat ada yang beri’tikaf bersama beliau. (HR. Bukhari, no. 2018 dan Muslim, no. 1167).

 

Ketiga: Meraih lailatul qadar

 

Allah menyebut keutamaan lailatul qadar,

 

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 3-5).

 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,

 

“Barang siapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901).

 

Bisa juga mengamalkan doa yang pernah diajarkan oleh Rasul jikalau bertemu dengan malam lailatul qadar yaitu doa: “ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU’ANNI” (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku). Sebagaimana Nabi ﷺ pernah mengajarkan doa ini pada ‘Aisyah, istri tercinta beliau.