Senin 28 Mar 2022 12:40 WIB

Wagub DKI: Formula E tak Mampu Tutup Modal di Tahun Pertama Seperti MotoGP

Wagub DKI menyebut tidak menutup modal di tahun pertama biasa dalam usaha

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nur Aini
Proses penyelesaian lintasan Formula E di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (25/3). Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, layaknya MotoGP di Mandalika, penghasilan dari ajang balap mobil listrik Formula E di tahun pertama juga tidak akan menutupi modal.
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Proses penyelesaian lintasan Formula E di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (25/3). Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, layaknya MotoGP di Mandalika, penghasilan dari ajang balap mobil listrik Formula E di tahun pertama juga tidak akan menutupi modal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, layaknya MotoGP di Mandalika, penghasilan dari ajang balap mobil listrik Formula E di tahun pertama juga tidak akan menutupi modal. Menurutnya, hal itu merupakan biasa dalam sebuah ajang atau usaha.

“Seperti event kemarin di Mandalika, itu tidak bisa di tahun pertama menutup semua cost yang ada, dia (Formula E) perlu waktu. Tidak mungkin di tahun pertama bisa langsung untung,” kata Riza kepada awak media di Jakarta, kemarin (27/3/2022).

Baca Juga

Riza menambahkan, pengurangan asumsi jumlah penonton Formula E dari 90 ribu menjadi 10 ribu paling minimal berdasarkan pemaparan PT Jakpro merupakan salah satu penyebab kekurangan pendapatan. Namun demikian, pengurangan itu dinilainya bentuk dukungan dan penyesuaian dengan kondisi yang ada.

“Nanti kita diskusikan. Kalau jumlahnya berkurang kita harus hitung positif dan negatifnya,” tutur dia.

Dia menilai, meski ada pengurangan jumlah penjualan tiket ke depannya karena pembatasan penonton, keuntungan perlu ditilik lebih jauh. Terlebih, saat dari segi nilai, jumlah sponsor, keuntungan, dan penjualan harga tiket disebut Riza bisa mendongkrak pendapatan.

“Saya kira sudah dihitung. Tergantung berapa harganya. Saya belum tau, nanti lihat harga (tiketnya) berapa,” ujar dia.

Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta itu menegaskan, layaknya bisnis dan ajang lain, ada perhitungan kelanjutan untuk memperoleh keuntungan. Menurutnya, Jakarta, Indonesia, yang dipercaya bisa menyukseskan ajang tertentu juga bisa dilihat sebagai keuntungan yang tidak bisa diukur dengan nilai rupiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement