Jumat 04 Mar 2022 21:38 WIB

Harga Daging Naik Akibat Lonjakan Harga Internasional

Harga daging sapi impor dari Brasil naik lebih dari 100 persen.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Pedagang daging memotong daging sapi di PD Pasar Jaya Kramat Jati, Jakarta, Ahad (27/2/2022). Kenaikan harga daging di Tanah Air diakibatkan lonjakan harga daging di pasar internasional.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pedagang daging memotong daging sapi di PD Pasar Jaya Kramat Jati, Jakarta, Ahad (27/2/2022). Kenaikan harga daging di Tanah Air diakibatkan lonjakan harga daging di pasar internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga daging sapi di Tanah Air tengah naik belakangan ini. Diyakini, hal itu karena adanya lonjakan harga daging internasional.

"Untuk daging sebelumnya harga dunianya melandai tidak melonjak seperti produk lain. Hanya saja akhir-akhir ini harga daging internasional juga bergejolak lumayan tinggi," ujar Pengamat Pertanian IPB Dwi Andreas Santosa kepada Republika, Jumat (4/3/2022).

Baca Juga

Ia menyebutkan, harga daging sapi pada akhir 2019 sebesar 10 real Brasil per kilogram. Kini mencapai 21,8 real Brasil per kilogram (kg).

"Ini 2,1 kali lipat lonjakannya, di atas 100 persen. Itu di level internasional daging sapi impor dari Brasil. Dari Australia juga pasti naik," katanya.

Melihat fakta itu, harga daging di Indonesia pasti ikut melonjak. Hal tersebut karena, sekitar 50 persen pasokan daging ke dalam negeri dipenuhi lewat impor.

Maka, sambung dia, guna menstabilkan harga daging di Tanah Air, pemerintah tak bisa melakukan apa pun selain memberikan subsidi. "Karena ketergantungan impornya tinggi. Kalau dalam jangka menengah atau jangka panjang (pemerintah) bisa meningkatkan populasi sapi, namun tidak sederhana dan tidak mudah karena biaya pengembangan sapi Indonesia lebih tinggi karena savana relatif terbatas," jelas Andreas.

Meski begitu menurutnya, dengan kenaikan harga pangan seperti sekarang, pemerintah bisa memanfaatkannya untuk membentuk keseimbangan harga baru. "Kalau ini bisa pertahankan bentuk keseimbangan harga baru, barangkali peternak kecil lebih bergairah kembangkan produksi sapi," tutur dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement