Rabu 02 Mar 2022 18:45 WIB

Aksi Pesan Damai 'Stop War' Persib Bandung

Aksi dilakukan sebagai bentuk pesan damai atas peristiwa perang Rusia dengan Ukraina.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Pesepak bola Persija Jakarta dan Persib Bandung membentangkan spanduk bertuliskan Stop War menjelang pertandingan sepak bola Liga 1 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa (1/3/2022). Aksi tersebut untuk menyerukan penghentian perang Rusia-Ukraina.
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Pesepak bola Persija Jakarta dan Persib Bandung membentangkan spanduk bertuliskan Stop War menjelang pertandingan sepak bola Liga 1 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa (1/3/2022). Aksi tersebut untuk menyerukan penghentian perang Rusia-Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Punggawa Persib Bandung melakukan aksi membentangkan spanduk 'Stop War' sebelum melakoni pertandingan melawan Persija Jakarta, Selasa (1/3/2022) malam kemarin di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk pesan damai atas peristiwa perang Rusia dengan Ukraina.

Aksi tersebut diapresiasi positif oleh sejumlah warganet di media sosial. Selain itu, sejumlah politisi pun menilai, aksi para punggawa Persib Bandung sebagai bentuk pesan damai. Punggawa Persija Jakarta pun turut melakukan hal serupa.

Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan menilai pesan damai 'stop war' para punggawa Persib Bandung merupakan dukungan moral terhadap konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Apalagi perang tersebut berdampak kepada warga negara Indonesia yang berada di Ukraina.

"Persib mengajak kita untuk tidak terjebak dalam berseteru tapi berkompetisi dalam damai," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima, Rabu (2/3/2022). Dia menuturkan, pesan damai telah banyak disampaikan berbagai macam negara dan harus menjadi momentum kedua negara berunding dan menghentikan perang.

Farhan meminta, agar pemimpin kedua negara tidak menutup mata atas desakan dan imbauan masyarakat internasional untuk menghentikan perang dan berunding. Termasuk desakan dari lembaga majelis umum PBB.

Lebih jauh, dia menilai, perang yang berkepanjangan di Eropa Timur dapat mengganggu produksi dan suplai gas ke Eropa Barat. Apabila kondisi terus terjadi maka harga gas dunia akan melonjak dan salah satunya berakibat mempengaruhi kebutuhan gas di Indonesia," katanya.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Ukraina (Kedubes) Ukraina di RI merilis pernyataan yang meminta dukungan tegas Jakarta untuk Kiev menyusul invasi Rusia. Ukraina mengatakan, bahwa pihaknya meyakini suara Indonesia yang penuh keyakinan dan ketangguhan dapat terdengar jelas di PBB bahkan pelosok dunia yang jauh.

"Rakyat Indonesia, keadaan saat ini sungguh berat dan menyakitkan bagi kami. Oleh karena itu, kami menunggu dukungan Anda. Kami berharap dapat mendengar suara Anda yang lantang dan berani dalam membela kami," tulis pernyataan Kedubes Ukraina di Indonesia yang dikonfirmasi oleh Kemenlu RI, Selasa (1/3).

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement