Jumat 17 Dec 2021 19:10 WIB

Selain Agama, Ini Alasan Produk Halal Diminati

Produk halal juga memiliki aspek kebersihan dan kesehatan

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Logo halal dari LPPOM MUI.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Logo halal dari LPPOM MUI.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkap sejumlah keunggulan dari produk halal. Wapres mengatakan, produk halal bagi umat Muslim adalah keharusan. Namun, di luar itu, produk halal juga memiliki aspek kebersihan dan kesehatan sehingga memberikan ketenangan bagi konsumennya.

"Hal ini menjadikan produk halal, seperti makanan, minuman, pakaian, obat-obatan, semakin diminati oleh beragam kalangan masyarakat, di luar agama dan kepercayaannya," ujar Wapres saat hadir dalam acara Penganugerahan Indonesia Halal Industry Award Tahun 2021 atau IHYA 2021 di Jakarta, Jumat (17/12).

Baca Juga

Wapres mengatakan, ini pula yang membuat produk halal berkembang menjadi bagian dari gaya hidup dan menjadi tren kompetisi perdagangan global. Bahkan, di Australia dan beberapa negara maju, daging halal lebih disukai oleh masyarakat nonmuslim.

Karena itu, Wapres menilai pasar industri halal dunia akan terus berkembang. Selain karena meningkatnya jumlah penduduk muslim dunia, ekonomi negara-negara muslim, kepatuhan umat muslim seiring dengan pengarusutamaan gaya hidup halal, faktor-faktor lain juga berperan yakni konektivitas, kesehatan, dan perkembangan merek global.

"Kita perlu terus meningkatkan kinerja industri halal, terutama untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia," kata Wapres.

Sebab, peningkatan pasar konsumen produk halal secara global ini semakin membuat persaingan produsen produk halal tidak dapat dihindarkan. Wapres mengingatkan, produk halal kini tidak hanya diproduksi oleh negara-negara muslim, tetapi juga banyak diproduksi oleh negara-negara non-muslim seperti Thailand, Australia, AS, Brazil, China, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.

Bahkan, di Korea Selatan kata Ma'ruf, semua elemen aktif untuk mempromosikan produk-produk halalnya.

"Semua mendorong produk-produk halalnya, menterinya, gubernurnya, karena menginginkan produknya itu menguasai pasar dunia," ujar Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah tersebut.

Sementara, Indonesia kata Kiai Ma'ruf, saat ini memiliki ruang dan peluang besar untuk menjadi pusat industri halal karena sejumlah faktor yakni memiliki keunggulan demografi sebagai negara muslim terbesar dunia, preferensi dan loyalitas masyarakat muslim terhadap merek produk halal lokal.

Selain itu, nilai ekspor bersih pada 2020 tumbuh sekitar 38 persen dibandingkan 2019, dengan total nilai ekspor bahan makanan halal mencapai 34 miliar dolar AS atau Rp 500 triliun menurut laporan Bank Indonesia.

Karena itu, ia menekankan perlunya tekad dan komitmen menjadi produsen halal dunia diikuti dengan program dan rencana aksi untuk meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk halal Indonesia.

Pertama, peningkatan kapasitas produksi produk halal,  termasuk melalui pembentukan Kawasan Industri Halal (KIH), pembentukan zona-zona halal, dan percepatan proses sertifikasi halal. Kedua, penguatan UMKM industri halal, melalui pemanfaatan teknologi digital, peningkatan kemampuan daya saing, perluasan akses pasar, kemudahan akses permodalan, dan lain-lain.  

"Serta ketiga, peningkatan kualitas SDM berbasis ekonomi dan keuangan syariah serta peningkatan literasi masyarakat terhadap produk halal," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement