Jumat 03 Dec 2021 05:45 WIB

Muslim Yunani Kecam Penyembelihan Hewan Harus Disetrum

Yunani mencabut kebijakan yang memungkinkan penyembelihan hewan tanpa disetrum.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Yunani Kecam Penyembelihan Hewan Harus Disetrum. Ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Muslim Yunani Kecam Penyembelihan Hewan Harus Disetrum. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Pengadilan Yunani mencabut kebijakan yang memungkinkan penyembelihan hewan tanpa disetrum. Semua hewan sembelihan harus disetrum yang bertentangan dengan praktik penyembelihan hewan dengan cara halal dan kosher. 

Dilansir dari Salaam Gateway, Selasa (30/11), Juru Bicara Asosiasi Muslim Yunani Anna Stamou mengatakan organisasinya sedang mempersiapkan pernyataan dengan mitra Eropa lainnya untuk mengutuk keputusan pengadilan. Ia menyebut penyembelihan hewan dengan cara itu tidak sesuai dengan cara yang diinginkan industri. 

Baca Juga

Sementara Mufti Komotini, Tzichat Chalil mengatakan bahwa selama hewan itu tidak mengalami kerusakan permanen pada saat penyembelihan dan darahnya dibiarkan mengalir, dagingnya akan tetap halal walaupun disetrum sebelumnya. Ia menyebut hal ini tidak akan menjadi masalah untuk penyembelihan sebagian besar hewan kecil seperti unggas, domba dan kelinci.  

“Berdasarkan aturan saat ini di Yunani, anestesi listrik yang sudah diterapkan pada burung dan domba diperbolehkan untuk halal. Satu-satunya hewan di mana anestesi tidak diperbolehkan (karena menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada hewan) adalah pada sapi,” kata manajer sertifikasi dan kualitas dari Jaminan Halal dan Kualitas Yunani Mohamed Abdeltawab. 

Karena produksi daging sapi di Yunani rendah, dampak putusan pengadilan ini diyakini tidak akan signifikan. Namun, menyelesaikan masalah dan mengizinkan produksi daging halal dari sapi dapat menguntungkan industri di Yunani. 

CEO Karahasan, produsen produk daging olahan dan olahan halal di timur laut Yunani, Tzemali Karahasan mengatakan pasar halal sangat signifikan di Yunani dengan potensi pertumbuhan. Hal ini mengingat jumlah Muslim yang terus bertambah dengan populasi 500 ribu Muslim tinggal di negara berpenduduk 10,7 juta orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement