Kamis 18 Nov 2021 18:53 WIB

Dakwah Nabi Muhammad Mendapat Dukungan Pamannya 

Nabi Muhammad menegaskan tak akan meninggalkan dakwah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Dakwah Nabi Muhammad Mendapat Dukungan Pamannya. Foto:  Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Dakwah Nabi Muhammad Mendapat Dukungan Pamannya. Foto: Rasulullah SAW. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nabi Muhammad berdiri sambil menatap pilu kepada pamannya Abu Thalib setelah menegaskan bahwa ia tidak akan meninggalkan dakwah. Nabi Muhammad sedih tak bisa penuhi usulan pamannya agar berhenti sebarkan Islam.

"Air matanya terasa menyumbat karena sikap pamannya yang tiba-tiba itu, sekalipun tak terlintas kesangsian dalam hatinya sedikitpun akan  jalan yang ditempuhnya itu," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad.

Baca Juga

Seketika lamanya Abu Thalib masih dalam keadaan terpesona dengan keteguhan keponakannya itu. Namun Abu Thalib masih dalam kebingungan antara tekanan masyarakatnya dengan sikap kemanakannya itu.  

Tetapi kemudian dimintanya Muhammad datang lagi setelah berbicara pada waktu lalu: 

 

"Anakku, katakanlah sekehendakmu. Aku tidak akan menyerahkan engkau bagaimanapun juga!” 

Sikap dan kata-kata keponakannya itu oleh Abu Thalib disampaikan kepada Banu Hasyim dan Banu al-Muttalib. Pembicaranya tentang Muhammad itu terpengaruh oleh suasana yang dilihat dan dirasakannya ketika itu. 

Dimintanya supaya Muhammad dilindungi dari tindakan Quraisy. Mereka semua menerima usul ini, kecuali Abu Lahab yang terang-terangan ia menyatakan permusuhannya.

"Ia menggabungkan diri pada pihak lawan mereka," katanya.

Permintaan mereka supaya ia dilindungi itu sudah tentu karena terpengaruh oleh fanatisma golongan dan permusuhan lama antara Bani Hasyim dan Bani Umayya. Tetapi bukan fanatisma itu yang mendorong Quraisy bersikap demikian. 

"Ajarannya itu sungguh berbahaya bagi kepercayaan yang biasa dilakukan oleh leluhur mereka," demikian anggapan Abu Lahab.

Meski dimusuhi kaumnya, kedudukan Nabi Muhammad di tengah-tengah mereka tetap membuat pendiriannya teguh. Aarannya pada kebaikan supaya orang hanya menyembah Zat Yang Tunggal semakin kuat yang pada waktu itu memang sudah meluas juga di kalangan kabilah-kabilah Arab. 

"Bahwa agama Allah itu bukanlah seperti yang ada pada mereka sekarang, membuat mereka dapat membenarkan juga sikap kemenakan mereka itu," 

Muhammad, dalam menyatakan pendiriannya, seperti yang pernah dilakukan oleh Umayya bin Abi’sh-Shalt dan Waraqa bin Naufal dan yang lain. Kalau Muhammad memang benar dan ini yang tidak dapat mereka pastikan.

"Maka kebenaran itu akan tampak juga dan merekapun akan merasakan pula kemegahannya," katanya.

Sebaliknya, kalau tidak atas dasar kebenaran, maka orangpun akan meninggalkannya seperti yang sudah terjadi sebelum itu. Akhirnya ajaran demikian ini tidak akan meninggalkan bekas dalam mengeluarkan mereka dari tradisi yang ada dan dia sendiripun akan diserahkan kepada musuh supaya dibunuh. 

Terhadap gangguan Quraisy ia dapat berlindung kepada goIongannya, seperti kepada Khadijah bila ia mengalami kesedihan. Baginya, dengan imannya yang sungguh tangguh dan cinta kasihnya yang besar Khadijah adalah lambang kejujuran yang dapat menghilangkan segala kesedihan hatinya.

  1. "Juga dapat menguatkan kembali setiap ciri kelemahan yang mungkin timbul karena siksaan musuh-musuhnya yang begitu keras menentangnya serta melakukan penyiksaan terus-menerus terhadap pengikut-pengikutnya," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement