Senin 20 Sep 2021 21:27 WIB

Luhut: Positivity Rate Indonesia Kini di Bawah 2 Persen

Luhut mengatakan turunnya positivity rate bukti baiknya penanganan Covid-19.

 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan positivity rate Indonesia yang kini berada di bawah 2 persen mengindikasikan penanganan pandemi Covid-19 berjalan dengan baik. 

Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat angka positivity rate orang pada Senin (20/9) ini sebesar 1,28 persen. "Saat ini angka positivity rate Indonesia berada di bawah 2 persen. Hal ini lagi-lagi mengindikasikan penanganan pandemi yang sudah berjalan baik dan sesuai acuan WHO," katanya.

Baca Juga

Luhut menuturkan, dalam pelaksanaan PPKM, meski jumlah kasus sudah turun signifikan, tetapi jumlah testing terus mengalami peningkatan sehingga positivity rate mampu diturunkan hingga di bawah standar WHO sebesar 5 persen. Selain itu, jumlah yang dilacak (tracing) dari hari ke hari juga terus meningkat. Saat ini proporsi kabupaten/kota di Jawa-Bali dengan tingkat tracing di bawah 5 hanya sebesar 36 persen dari total.

"Ke depan, testing, tracing, dikombinasikan dengan isolasi terpusat menjadi bagian penting untuk mengidentifikasi secara dini potensi penyebaran kasus Covid-19 dan juga penggunaan PeduliLindungi yang makin baik. makin dilengkapi, makin disempurnakan," ujarnya.

 

Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) meyakini Indonesia akan bisa mengendalikan pandemi dengan target tersebut. Kuncinya, menurut dia yakni 3T, 3M, penggunaan PeduliLindungi serta vaksinasi yang masif. 

Sementara itu, terkait vaksinasi, menurut dia, berkaca dari pengalaman negara lainnya, vaksinasi menjadi syarat perlu untuk proses transisi dari pandemi menjadi endemi. Pencapaian target cakupan vaksinasi juga sangat penting mengingat vaksin sudah terbukti melindungi dari sakit parah yang membutuhkan perawatan rumah sakit atau kematian terutama untuk para lansia.

Sayangnya, kinerja beberapa kabupaten/kota masih perlu dikejar untuk mencapai target 70 persen dosis 1 dan terutama 60 persen dosis 1 lansia. "Kami akan bekerja dengan keras untuk mencapai target tersebut karena angka kematian yang kita temukan banyak sekali lansia. Oleh karena itu, lansia kita targetkan untuk dapat vaksin lebih banyak lagi," katanya.

Luhut juga memaparkan hasil estimasi dari tim epidemilog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI yang menunjukkan reproduksi efektif Indonesia untuk pertama kalinya selama pandemi sudah berada di bawah 1, yakni sebesar 0,98. "Angka ini berarti setiap satu kasus Covid-19, rata-rata menularkan ke 0,9 orang, atau jumlah kasus akan terus berkurang. Angka ini dapat diartikan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia telah terkendali. Ini penilaian dari tim penasehat kami," katanya.

Capaian kasus harian juga menunjukkan tren yang terus membaik. Tercatat kasus konfirmasi secara nasional pada Senin ini berada di bawah 2.000 kasus dan kasus aktif sudah lebih rendah dari 60 ribu. Untuk Jawa-Bali, kasus harian turun hingga 98 persen dari titik puncaknya pada 15 Juli lalu. "Jadi saya hanya katakan bahwa angka ini kerja keras semua tim untuk membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Tetapi, tetap Presiden ingatkan kami untuk kita semua super waspada menghadapi ini karena bukan tidak mungkin ada gelombang ketiga," imbuhnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement