REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Pada tanggal 22 Desember 2018, terjadi peristiwa tsunami di kawasan Tanjung Lesung, pesisir pantai barat Provinsi Banten, khususnya di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.
Peristiwa itu menyebabkan hancurnya kehidupan perekonomian masyarakat desa Tanjung Jaya. Masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan banyak yang kehilangan perahu jukung yang selama ini menjadi alat pergi ke laut untuk menangkap ikan. Sebanyak 31 nelayan tidak dapat melaut kembali sebagai dikarenakan perahu mereka rusak hancur dihantam kerasnya tsunami.
Asuransi Jasindo sebagai salah satu BUMN yang selalu konsisten dalam membantu perkembangan masyarakat khususnya dalam hal meningkatkan kesejahteraan hidup, berusaha membantu kesulitan yang dialami oleh 31 nelayan Tanjung Jaya ini. Oleh karenanya, Asuransi Jasindo kali ini memberikan bantuan berupa delapan unit perahu jukung berikut alat tangkap ikan berupa alat pancing, jaring dan mesin ketinting dari total target 31 unit perahu Jukung yang akan diberikan kepada para nelayan di Desa Tanjung Jaya.
Group Head Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Cahyo Adi mengatakan, pasca musibah tsunami di Desa Tanjung Jaya ini, perekonomian warga yang sebagian besar adalah nelayan mengalami kehancuran dikarenakan mereka tidak memiliki lagi perahu jukung untuk melaut. Hal ini yang menjadi pertimbangan Asuransi Jasindo untuk memilih membantu para nelayan di sini dengan memberikan bantuan berupa delapan perahu jukung dan alat menangkap ikan.
“Semoga dengan bantuan ini, para nelayan di desa Tanjung Jawa ini bisa kembali melaut dan bisa kembali meningkat kesejahteraannya,” kata Cahyo Adi pada acara serah terima delapan perahu jukung untuk nelayan di Desa Tanjung Jaya, Pandeglang, Rabu (15/9).
Ia menambahkan, bersinergi dengan Badan Wakaf Alquran (BWA) yang dikenal dengan inovasi wakafnya dan memiliki program wakaf produktif, Asuransi Jasindo terus berusaha untuk mencapai target yaitu menyediakan 31 perahu jukung untuk para nelayan korban tsunami di desa Tanjung Jaya. Hal itu penting agar para nelayan bisa mencukupi kehidupan sehari-hari sehingga bergairah kembali perekonomian masyarakat nelayan di sini.
“Untuk tahap awal ini sudah diberikan bantuan delapan perahu jukung dan alat tangkap ikan untuk delapan nelayan di Tanjung Jaya, Banten ini,” tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Penggunaan sarana delapan perahu jukung ini akan dikelola oleh BWA sebagai lembaga filantrophy Islam yang bergerak di bidang sosial. BWA bertindak sebagai pengawas dan pembina para nelayan penerima manfaat dari wakaf produktif perahu jukung ini.
“BWA telah membuktikan sebagai inovasi wakaf, bersinergi dengan Asuransi Jasindo melalui program wakaf produktif perahu jukung ini,” kata Chief Finance Officer BWA, Ustadz Ichsan Salam.
Ia menambahkan, bantuan delapan perahu jukung dari Asuransi Jasindo juga diharapkan mendukung pengembangan dakwah Islam di desa Tanjung Jaya bersama para dai setempat.
PPS Head of CSR & PKBL, Niniek Mumpuni SR mengatakan,Asuransi Jasindo sangat peduli dengan masyarakat yang membutuhkan bantuan. Pada tahun 2020 Asuransi Jasindo telah menyalurkan bantuan CSR PKBL sebesar Rp 20,5 miliar. “Bantuan tersebut hampir sebagian besar ditujukan untuk para petani, nelayan dan peternak dengan luas sebaran seluruh Indonesia,” ungkap Niniek.