Jumat 03 Sep 2021 04:33 WIB

Kemenag Targetkan Buku Agama Hindu Terdistribusi di 2022

Buku Teks Pelajaran Agama Hindu dapat terdistribusi di awal tahun ajaran 2022

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Siswa mencuci tangan saat akan memasuki area sekolah dalam pembelajaran tatap muka (PTM) di SMP Negeri Hindu 2 Sukawati, Gianyar, Bali, Selasa (23/3/2021). Pemerintah Kabupaten Gianyar membuka pembelajaran tatap muka bagi siswa SD dan SMP yang dimulai pada Selasa (23/3/2021) dengan menerapkan protokol kesehatan, mengatur jumlah siswa 20 orang setiap kelas serta membagi waktu belajar menjadi dua sesi, yakni sesi pertama pukul 07.30 WITA - 09.30 WITA dan sesi kedua 10.00 WITA - 12.00 WITA.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Siswa mencuci tangan saat akan memasuki area sekolah dalam pembelajaran tatap muka (PTM) di SMP Negeri Hindu 2 Sukawati, Gianyar, Bali, Selasa (23/3/2021). Pemerintah Kabupaten Gianyar membuka pembelajaran tatap muka bagi siswa SD dan SMP yang dimulai pada Selasa (23/3/2021) dengan menerapkan protokol kesehatan, mengatur jumlah siswa 20 orang setiap kelas serta membagi waktu belajar menjadi dua sesi, yakni sesi pertama pukul 07.30 WITA - 09.30 WITA dan sesi kedua 10.00 WITA - 12.00 WITA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan Buku Teks Pelajaran Agama Hindu dapat terdistribusi di awal tahun ajaran 2022. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Hindu Kemenag, Tri Handoko Seto, mendorong percepatan ulasan buku tersebut.

“Setelah diluncurkan oleh Kemendikbud, kita targetkan tahun ajaran baru 2022 secara bertahap buku-buku teks pelajaran agama Hindu sudah bisa didistribusikan kepada tenaga pengajar dan peserta didik di seluruh sekolah atau Pasraman,” ujar Tri Handoko Seto dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (2/9).

Tak hanya itu, ia juga meminta agar dilakukan penguatan ajaran-ajaran Hindu, berbasis nilai-nilai kearifan budaya lokal. Sejauh ini, hal tersebut dinilai masih belum cukup terpublikasikan.

Buku-buku pelajaran agama Hindu seyogianya mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal Hindu di Indonesia. Ia menyebut ada banyak nilai-nilai yang bisa dibangkitkan dan diajarkan kepada generasi penerus Hindu.

Ia lantas meminta Tim Penulis dan Penelaah turut aktif mensosialisasikan hasil terbitan buku teks pelajaran agama Hindu yang sudah lolos telaah Balitbang Diklat Kemenag. Keaktifan setiap pihak diperlukan, untuk memastikan para guru dan siswa mendapatkan buku teks pelajaran agama Hindu yang disusun oleh pemerintah pusat.

“Apabila masih diperlukan buku pengayaan pendamping, maka harus dipastikan buku tersebut harus sudah lolos penilaian dari Kementerian Agama, agar bisa meminimalisir adanya konten-konten yang tidak sesuai dengan capaian pembelajaran yang sudah ditetapkan,” lanjutnya.

Sebelumnya, pada 2020 Ditjen Bimas Hindu telah membentuk Tim Penulis dan Penelaah Buku Teks Pelajaran Agama Hindu. Tim tersebut kemudian bekerja sama dengan Pusat  Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyusun buku teks pelajaran agama Hindu.

Salah satu penyusun buku teks pelajaran agama Hindu, I Gusti Agung Made Swebawa, mengungkapkan ada sejumlah buku teks pelajaran agama Hindu yang sedang masuk dalam tahapan uji coba.

Hal ini terdiri dari buku-buku teks pelajaran agama Hindu kelas satu, empat, tujuh, dan sepuluh yang lolos penilaian Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenag.

 

“Saat ini ada empat buku yang sudah pada tahapan uji coba ke sekolah-sekolah penggerak Kemendikbud, kita berharap buku-buku kelas lainnya segera menyusul," kata dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement