Selasa 24 Aug 2021 13:56 WIB

Mangkrak 1,5 Tahun, Proyek Masjid Terapung Al Jabbar Lanjut

Masjid ditargetkan selesai akhir tahun depan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ani Nursalikah
Mangkrak 1,5 Tahun, Proyek Masjid Terapung Al Jabbar Lanjut. Foto udara proyek pembangunan Masjid Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2020). Akibat terpengaruh anggaran untuk penanganan COVID-19, pembangunan masjid terapung pertama di Jawa Barat yang ditargetkan rampung pada akhir tahun 2020 tersebut dipastikan molor hingga tahun 2021 mendatang.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Mangkrak 1,5 Tahun, Proyek Masjid Terapung Al Jabbar Lanjut. Foto udara proyek pembangunan Masjid Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2020). Akibat terpengaruh anggaran untuk penanganan COVID-19, pembangunan masjid terapung pertama di Jawa Barat yang ditargetkan rampung pada akhir tahun 2020 tersebut dipastikan molor hingga tahun 2021 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar kebanggaan masyarakat Jabar, sempat mangkrak setelah 1,5 tahun akibat pandemi Covid-19. Namun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan pembangunan masjid yang berlokasi di Gedebage Kota Bandung akan dilanjutkan kembali.

"Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar bisa kembali dilanjutkan setelah 1,5 tahun terhenti selama pandemi Covid-19 ini," tulis Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil melalui akun Instagram pribadinya @ridwankamil, Selasa (24/8). 

Baca Juga

Menurut Emil, kelanjutan pembangunan masjid yang berlokasi di kawasan Gedebage, Kota Bandung itu akan dikerjakan oleh konsorsium kobtraktor Adi Karya dan Hutama Karya (HK). Jika tidak ada kendala, masjid tersebut akan diresmikan akhir tahun depan. 

"Akan ada museum Rasulullah dan museum Alquran di lantai dasarnya. Jika Allah lancarkan urusan, Insya Allah akan bisa diresmikan di akhir tahun depan, Amiin," kata Emil.

Masjid Al Jabbar berada di atas tanah seluas 25,99 hektare itu dibangun dengan konsep terapung di atas embung Gedebage yang memiliki luas 7,2 hektare. Embung tersebut dapat menampung air sampai 270 ribu meter kubik yang berfungsi mengendalikan banjir, sumber air, dan konservasi. 

Sebelum proyek terhenti akibat pandemi Covid-19, pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar sudah memasuki tahap ketiga yang meliputi pekerjaan detail eksterior dan interior, seperti taman, air mancur, dan fasilitas untuk difabel. Emil mengatakan setiap sudut Masjid Raya Al-Jabar harus memiliki fungsi.

Oleh karena itu, Emil menginstruksikan tim perencana pembangunan memperhatikan aspek fungsionalitas dalam pembangunan maupun penambahan fasilitas. "Mudah-mudahan di Maret kita sudah bisa mengerjakan (pembangunan tahap ketiga), selesai di Desember sehingga di awal 2021 sudah bisa diresmikan," katanya. 

Emil berharap Masjid Raya Al Jabbar tidak hanya menjadi bangunan monumental karena masjid tersebut merupakan bagian dari komitmen pemimpin kepada dakwah Islam dan kemajuan peradaban masyarakat. "Tinggal tahap selanjutnya adalah ruang pameran tentang sejarah Nabi (Muhammad SAW)," katanya.

Masjid Raya Al Jabbar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Bandung Timur. Selain ditunjang oleh Stasiun Cimekar nantinya Masjid Al Jabbar akan terintegrasi dengan jalur kereta cepat Bandung-Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement