Kamis 12 Aug 2021 16:54 WIB

Atlet-Atlet Wanita Muslim Amerika

Tiga atlet wanita muslim didokumentasikan dengan harapan memberikan inspirasi

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Bendera Amerika Serikat
Bendera Amerika Serikat

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON – Sebagai anggota komunitas Muslim Amerika, fotografer Eman Mohammed mulai memikirkan betapa sedikit yang dia ketahui tentang wanita Muslim Amerika dan pencapaian mereka. Untuk mengubahnya, Mohammed mulai proyek potret jangka panjang yang menampilkan wanita Muslim Amerika.

Saat mulai proyek tersebut dia menyoroti perhatiannya pada bilang olahraga yang digeluti para wanita Muslim. “Proyek ini tidak bertujuan untuk mematahkan stereotip wanita tidak bisa bekerja. Tujuan saya adalah pekerjaan yang mereka lakukan,” kata Mohammed.

Dia mendokumentasikan setiap wanita dengan harapan dapat menginspirasi wanita Muslim lain. Proyek ini dimulai sebelum pandemi dan masih berlangsung. Berikut tiga atlet wanita Muslim yang ia dokumentasikan seperti dilansir NPR, Kamis (12/8):

1. Subreen Dari

Subreen adalah atlet angkat besi Palestina Amerika berusia 33 tahun yang tinggal di Strongsville, Ohio. Dia mulai perjalanan karirnya saat dia membawa putranya di pelatihan olahraga dan bertemu dengan pelatihnya. Sejak itu, ia mulai bergabung dengan tim angkat besi wanita.

Ibu dua anak yang bekerja sebagai manajer kantor dan mahasiswa keperawatan menjadi bersemangat untuk bersaing dalam ajang kompetisi angkat besi. Dari menggambarkan dirinya sebagai salah satu atlet angkat besi wanita Muslim yang berjilbab.

"Saya merasa sangat diberdayakan dan melakukan apa yang saya sukai. Itu membuat saya rendah hati mengetahui saya memberikan contoh positif untuk putri saya Rihana. Jadi, saat dia membayangkan masa depan, dia tahu dia bisa menjadi apa pun yang dia inginkan,” kata Dari. Saat ini dia sedang berlatih untuk Olimpiade 2024 di Paris.

2. Aprar Hassan

Aprar Hassan adalah atlet Karate Muslim berusia 19 tahun dengan Sandan, yang merupakan sabuk hitam tingkat tiga. Hassan mulai bermain karate ketika dia baru berusia 3 tahun bersama ayahnya yang merupakan instruktur karate, Yasser Salama.

Sebelum bermigrasi ke New York, dia berkompetisi di tim karate nasional Mesir pada tahun 1996. Pada usia 5 tahun, Hassan mulai berkompetisi di kejuaraan nasional AS untuk karate dan 2017 dia memenangkan gelar nasional pertamanya.

Hassan menggambarkan perjalanannya sebagai atlet karate Muslim berjilbab. Terkadang, beberapa pihak menantangnya karena identitasnya sebagai seorang Muslim. Di Kejuaraan Karate Dunia di Skotlandia, dia hampir didiskualifikasi karena menggunakan jilbab. Namun, pada akhirnya dia berhasil bertanding.

Pada pekan berikutnya, Hassan berkompetisi di Nationals di Florida dan memenangkan medali emas lagi. “Untuk saat ini, kompetisi akan ditetapkan pada musim gugur 2021 dan musim semi 2022 dengan asumsi segalanya tidak ditutup lagi,” ucap dia.

3. Sara Yogi

Sara adalah pemain skateboard Nepal Amerika berusia 23 tahun yang tinggal di San Diego, California. Karier skating Yogi dimulai sebagai hobi tiga tahun yang lalu. Apresiasinya untuk olahraga melampaui gerakan menyenangkan dan trik flip.

“Sebagai perempuan kulit berwarna dan berjilbab, saya merasa diterima di komunitas skater. Kompetisi ini ramah dan sangat fokus untuk menyebarkan pengetahuan dan semangat,” ucap dia.

Pekerjaan penuh waktu Yogi di ritel tidak menghentikannya untuk terus bermain skateboard. Meskipun ada kesibukan lain seperti kuliah itu tidak menghambat perkembangannya dalam skating.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement