Senin 19 Jul 2021 09:48 WIB

Mengapa Hari Arafah Momentum Tepat Muhasabah dan Taubat?

Hari Arafah punya keutamaan tidak hanya untuk jamaah haji tetapi juga umat Islam

Hari Arafah punya keutamaan tidak hanya untuk jamaah haji tetapi juga umat Islam. Ilustrasi haji sebelum pandemi Covid-19
Foto:

Oleh : Dr Ahmad Kusyairi Suhail, Sekjen Ikadi, Dosen FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Pimpinan Pesantren Yapidh Bekasi 

Momentum muhasabah 

Rasulullah SAW manusia yang telah mendapatkan jaminan pengampunan dosa, telah memberikan keteladanan yang luar biasa. Di hari Arafah seperti ini, ketika beliau wukuf di Arafah dalam haji wada,  beliau berdoa menengadahkan kedua tangannya dalam waktu yang sangat panjang sekali, sejak masuk waktu Zhuhur hingga terbenam matahari. 

Kalau dihitung sekitar enam jam, Nabi SAW berdoa, tanpa diselingi dengan kegiatan atau kesibukan yang lain, sekali lagi hanya berdoa dan munajat kepada Allah, padahal Allah telah melindungi beliau dari dosa dan mengampuni kesalahannya.

Bagaimana dengan kita yang blepotan dengan dosa? Bagaimana dengan kita yang masih banyak salah dan khilaf? Bukankah, seharusnya jauh lebih panjang dalam berdoa dan memohon ampunan Allah?

Hari Arafah ini adalah momentum terbaik bagi seluruh elemen negeri untuk introspeksi diri (muhasabah) dan bersimpuh diri kembali kepada Allah, mengharap ampunan Ilahi dan melepas semua keburukan dan kezaliman (taubah).

Apalagi, di saat kita masih diuji dengan pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini, maka hari Arafah ini harusnya menjadi momentum bagi seluruh anak bangsa dan bahkan dunia; mulai dari pejabat hingga rakyat untuk mengenali diri dan tujuan hakiki hadir di bumi ini. Momentum terbaik untuk melakukan taubat nasional dan global.

Sebab, lafazh 'Arafah dalam bahasa Arab berasal dari kata 'arafa yang bermakna mengetahui, mengenal dan mengenali. Karena itu, ritual wukuf di Arafah, dapat dimaknai oleh setiap muslim sebagai momentum untuk 'arafa nafsahu, mengenal diri masing-masing, dari apa dan untuk apa ia diciptakan oleh Allah.

Pengenalan diri yang kuat dapat menjauhkan manusia dari sifat sombong, takabbur dan egois. Pengenalan diri yang baik dapat memotivasi seseorang untuk tampil menjadi manusia yang amanah dan memiliki mas'uliyah (tanggung jawab).

Karena itu, wukuf di Arafah, bagi jamaah haji maupun non jamaah haji, keduanya diharapkan untuk memanfaatkannya sebagai ritual penguatan sisi spiritual. Dengan memperbanyak ibadah, seperti puasa (bagi non jamaah haji), istighfar, dzikir dan doa serta menangisi dosa-dosa dan mengharap ampunan dan rahmat Allah Ta'ala.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement