Jumat 16 Jul 2021 14:22 WIB

Menara Eiffel Kembali Dibuka untuk Umum

Pengunjung Eiffel harus menunjukkan bukti vaksinasi atau bukti tes negatif Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Bendera raksasa berkibar di Menara Eiffel di Paris, Selasa, 8 Juni 2021. Belum diketahui penyebab pasti kejadian tersebut.
Foto: AP/Lewis Joly
Bendera raksasa berkibar di Menara Eiffel di Paris, Selasa, 8 Juni 2021. Belum diketahui penyebab pasti kejadian tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS  -- Setelah ditutup selama sembilan bulan, objek wisata Menara Eiffel di Paris, Prancis, dijadwalkan dibuka pada Jumat (16/7). Menara ikonik itu mengalami penutupan terpanjang sejak Perang Dunia II.

Kendati dibuka, pihak pengelola Menara Eiffel akan membatasi jumlah pengunjung. Dalam sehari, hingga 13 ribu orang diizinkan berkunjung. Angka itu hanya separuh dari tingkat normal. Pembatasan pengunjung bertujuan untuk menghormati jarak sosial.

Baca Juga

Mulai Rabu (21/7) pekan depan, pengunjung harus menunjukkan bukti vaksinasi atau bukti tes negatif Covid-19 jika ingin berkunjung ke Menara Eiffel. “Jelas ini merupakan kerumitan operasional tambahan, tapi dapat dikelola,” kata kepala operasi Menara Eiffel Jean-Francois Martins, dikutip France24.

Dia mengungkapkan, reservasi awal untuk tiket selama periode liburan musim panas memang terjadi perubahan signifikan. Martins menyebut, pengunjung dari Inggris nyaris absen total. Sementara hanya 15 persen warga Amerika dan sangat sedikit yang berasal dari Asia.

Setengah dari pengunjung diharapkan adalah wisatawan domestik.  Sementara Italia dan Spanyol membuat proporsi yang lebih tinggi dari biasanya. Penutupan selama sembilan bulan akibat pandemi telah menyebabkan krisis keuangan di internal pengelola Menara Eiffel.

Mereka hendak mencari bantuan pemerintah tambahan dan suntikan dana sebesar 60 juta euro agar tetap bertahan. Pada 2020, pendapatan Menara Eiffel terjun hingga 75 persen atau senilai sekitar 25 juta euro.

Sejauh ini Prancis telah mencatatkan 5,83 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 111 ribu jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement