Beberapa waktu kemudian, grup menginformasikan tentang lomba yang diadakan Umma. Fatur langsung mengecek tentang persyaratan dan tenggat waktunya. Tadinya, ia ingin maju sendiri. Namun, saat melihat ada kategori talkshow, dia segera memberi tahu Hani. Mendengar ajakan itu, Hani merespon baik.
Mereka akhirnya mempersiapkan lomba dengan matang. Hani bertugas membuat skrip sedangkan Fatur mengedit. Selama proses lomba, mereka mengatakan ada beberapa tantangan yang dilewati. Misal, dalam mengumpulkan mood.
“Untuk mengedit saya harus mengumpulkan mood. Selain itu, jaringan dan kualitas audio harus bagus. Dari kemarin yang saya buat Alhamdulillah semua bagus. Kendala lain, ya paling ada kesibukan sehari-hari, bagi waktu saja,” jelas Fatur.
Memiliki kegiatan rutin yang padat juga dirasakan Hani. Untuk mengatasinya, Hani harus menargetkan deadline pembuatan script. “Kalau bagi waktu saya targetkan pengerjaannya. Contohnya saya buat satu script dua hari harus selesai,” ucap Hani.
Kerja samanya yang baik memengaruhi mereka dalam menggali ide konten. “Awal lomba kita hanya lewat chat. Lalu di tahapan berikutnya, kita mulai brainstorming. Kita mencari ide yang berkaitan dengan anak milenial. Fatur banyak kasih masukan karena saya kurang milenial. Intinya, kita sama-sama saling kasih masukan,” ujar dia.
Hani berharap dengan pencapaiannya di kompetisi Umma, ia bisa dimudahkan jalannya untuk berdakwah. Sementara itu, Fatur mengungkapkan acara ini sangat bermanfaat karena bisa mengasah kemampuannya. Untuk kedepannya dia berharap semoga konten dakwah Islam dari Umma bisa berkembang lagi dan semakin menyentuh kalangan anak muda.
“Semoga dengan adanya kompetisi SDI ini bisa semakin banyak kesempatan menyebar konten dakwah dengan target anak muda,” ujar dia.