Selasa 13 Apr 2021 13:04 WIB

Operasi Pasar Jadi Jurus Stabilkan Harga Sembako

Hingga saat ini, harga sembako di Kota Surabaya masih relatif stabil.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Warga berbelanja bahan pokok pada operasi pasar murah.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Warga berbelanja bahan pokok pada operasi pasar murah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar operasi pasar selama Ramadhan dalam upaya menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasaran. Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, operasi pasar perlu dilakukan karena seringi momen Ramadhan menjadi pemicu kenaikkan harga bahan pokok, akibat tingginya permintaan dari masyarakat.

Wiwik menjelaskan, selama Ramadhan, pihaknya akan menggelar operasi pasar di 31 kecamatan di Kota Surabaya. Operasi pasar bahkan diakuinya telah dimulai sejak Senin (12/4).

 “Kita gelar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Krembangan dan Kecamatan Semampir (operasi pasar pasa Senin)” kata Wiwiek di Surabaya, Selasa (13/4).

Wiwiek mengatakan, di setiap kecamatan biasanya terdapat dua titik operasi pasar. Namun, kata dia, apabila ada permintaan tambahan dari pihak kecamatan, ia memyatakan akan menambah titiknya. Diakuinya, ada sekitar lima pasar yang telah mengajukan penambahan titik operasi pasar.

“Jadi, apabila ada kecamatan yang meminta menggelar operasi pasar di beberapa titik, kita penuhi. Sampai saat ini sudah ada sekitar 5 kecamatan yang meminta tambahan titik operasi pasar itu, Kecamatan Tandes, Sukolilo, Wonocolo, Karang Pilang, dan Rungkut,” ujarnya.

Dikatakan Wiwiek, komoditas yang biasa dijual berbeda-beda di setiap titik, disesuaikan dengan data Disdag tentang kebutuhan warga di lokasi operasi pasar. Namun begitu, biasanya yang dijual pada saat operasi pasar itu adalah beras, minyak, gula, telur, bawang putih, bawang merah, ayam, cabai rawit, dan sayuran.

“Harganya sama atau bahkan lebih murah dari pasaran. Kami menjual gula Rp 11.800 dan beras setiap kilogramnya hanya Rp 9.200, komoditi yang lain juga di bawah harga pasar,” ujarnya.

Wiwiek juga memastikan, hingga saat ini, harga sembako di Kota Surabaya masih relatif stabil. “Kalau ada yang mengatakan bahwa harga daging naik, itu sebenarnya tidak demikian. Jadi kalau masuk pasar lalu ketemu dengan harga daging Rp 110 ribu, itu berarti daging yang sudah bagus, lemak-lemaknya sudah dihilangkan, dan itu tidak ada kenaikan selama seminggu atau sebulanan ini,” kata dia.

Dia mengaku, di setiap operasi pasar yang digelar  antusiasme masyarakat untuk berbelanja di sana sangat tinggi. Sebab, operasi pasar yang dilakukan ini sifatnya mendekatkan kebutuhan warga, sehingga warga tidak perlu ke pasar atau ke toko modern untuk membeli sembako, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Antusiasme warga pasti sangat tinggi. Kira-kira mencapai 80 persen, karena kita dekatkan dengan warga, sehingga mereka tidak perlu membeli jauh-jauh kebutuhannya,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement