REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Abu Bakar al-Syibli atau yang bernama asli Dalf ibn Juhdur merupakan seorang ulama makrifat yang lahir dan besar di Baghdad. Pengikuti Imam al-Junaid yang bermazhab Maliki ini hidup selama 87 tahun dan meninggal pada 334 Hijriyah.
Dalam kitab “Nashaihul ‘Ibad”, Syekh Nawawi al-Bantani menceritakan mimpi yng dialami al-Syibli. Menurut Syekh Nawawi, al-Syibli bermimpi ditanya Allah tentang kondisinya setelah mati. Al-Syibli berkata:
“Allah SWT bertanya padaku, ‘Wahai Abu Bakar, apakah kamu tahu mengapa Aku mengampuni dosa-dosamu? Aku menjawab, ‘Sebab amal salehku’. Allah berfirman, ‘Bukan’. Aku berkata, ‘Karena keikhlasan ibadahku’. Allah berfirman, ‘Bukan’. Aku berkata lagi, ‘Sebab haji, puasa, dan sholatku’. Allah berfirman, ‘Bukan’.
Lantas, sebab apa wahai Tuhanku? Allah menjawab, ‘Ingatkah saat engkau berjalan di sebuah lorong di Baghdad? Bukankah engkau menjumpai seekor anak kucing yang lemas akibat cuaca dingin hingga ia meringkuk kedinginan? Dengan rasa sayang, kemudian kau mengambilnya, meletakkan dalam sebuah keranjang yang engkau bawa, lantas melindunginya dari udara dingin’. Aku menjawab, ‘Ya, hamba ingat,’. Allah kemudian berfirman lagi, ‘Karena kasih sayangmu terhadap anak kucing itulah, Aku memberimu rahmat’.”
Selain itu, dalam kitabnya ini juga mengutip perkataan Al-Syibli, yang artinya: "Jika hatimu ingin merasa senang bersama Allah (hatimu merasa tenang dan tidak berpaling dari Allah), maka tinggalkanlah hawa nafsumu (maka cegahlah keinginan hawa nafsumu)."