Senin 31 Aug 2020 10:15 WIB

Bangun Poltek Kelautan, Edhy: Komitmen bagi Perikanan Maluku

KKP mengubah status Sekolah Usaha Perikanan menjadi Poltek Kelautan dan Perikanan

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo meresmikan tiga gedung Politeknik Kelautan dan Perikanan. Menteri Kelautan dan Perikanan meminta jajarannya, khususnya Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) membuka akses yang luas kepada putra-putri nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar hasil perikanan untuk menimba ilmu di unit pendidikan milik KKP.
Foto: dok kkp
Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo meresmikan tiga gedung Politeknik Kelautan dan Perikanan. Menteri Kelautan dan Perikanan meminta jajarannya, khususnya Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) membuka akses yang luas kepada putra-putri nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar hasil perikanan untuk menimba ilmu di unit pendidikan milik KKP.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan meminta jajarannya, khususnya Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) membuka akses yang luas kepada putra-putri nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar hasil perikanan untuk menimba ilmu di unit pendidikan milik KKP. Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan salah satu tolok ukur pembangunan bangsa ialah menyiapkan sumber daya manusia, termasuk di sektor kelautan dan perikanan.

"Membangun sumber daya manusia berarti membangun bangsa. Didik terus anak-anak kita, ajari mereka sampai merasa bisa mandiri dan kuat. Kelautan merdeka adalah kedaulatan bangsa," ujar Edhy dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (30/8).

Edhy menilai, sebagai daerah yang diberkahi potensi perikanan yang luar biasa, Maluku punya segala hal yang dibutuhkan untuk menasbihkan diri menjadi lumbung ikan nasional. Dia pun memilih melakukan langkah konkret melalui kegiatan dan terjun langsung ke lapangan untuk berkomunikasi dengan pemangku kepentingan di provinsi seribu pulau. 

"Maluku gudangnya ikan. Saya memulai lumbung ikan nasional dengan gerakan langsung. Membangun tidak hanya sekedar jargon tetapi membuktikan terjun langsung dengan kegiatan-kegiatan," ucap Edhy. 

Edhy menyampaikan perubahan status dari Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) ke Politeknik Kelautan dan Perikanan Maluku merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam membangun sektor kelautan dan perikanan (KP), termasuk menyiapkan Maluku sebagai lumbung ikan nasional (LIN). 

"Ini kan tadinya SUPM, sekarang jadi Poltek, anggaplah ini salah satu bentuk pelaksanaan dan saya melihat LIN itu tidak hanya ketika menjadi peraturan," kata Edhy. 

Oleh karena itu, Edhy berharap para peserta didik di Poltek KP Maluku tidak hanya dibekali dengan pengajaran di kelas. Sebaliknya, dengan lokasi yang strategis karena terletak di tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) yakni WPPNRI 714, 715 dan 718, para taruna-taruni bisa diajarkan untuk melakukan praktek langsung di lapangan. 

"Di sini kita bisa bangun semuanya, dari budidaya tawar, payau, tambak, termasuk nangkap ikan di laut. Alhamdulillah pak Gubernur mendukung penuh, saya pikir ini menjadi kekuatan kunci di Maluku keberhasilan LIN itu sendiri," ucap Edhy. 

Ke depan, Edhy mendorong jumlah perserta didik di Poltek KP Maluku untuk ditambah. Dia mengajak pemerintah daerah turut mendukung para putra-putri nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar hasil perikanan yang belajar di Poltek KP. 

"Seluruh masyarakat kelautan, kita anak nelayan, pembudidaya diberikan kesempatan kuliah gratis sebanyak-banyaknya. Poltek KKP terbuka, gratis," sambung Edhy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement