Kamis 27 Aug 2020 17:36 WIB

Sosok Dijuluki Penghafal Kitab Taurat Era Usai Nabi Musa AS

Terdapat sosok yang dijuluki penghafal Taurat usai Nabi Musa AS

Terdapat sosok yang dijuluki penghafal Taurat usai Nabi Musa AS  Situs Magha
Foto: saudigazettecom
Terdapat sosok yang dijuluki penghafal Taurat usai Nabi Musa AS Situs Magha

REPUBLIKA.CO.ID, Selama Nabi Uzair tidur 100 tahun, Nebukadnezar dan bangsa barbar Scythia menghancurkan Yerusalem. Semua kitab agama dan Taurat dibakar habis. Tawanan Yahudi dibawa ke Babylonia, termasuk Nabi Daniel. Kembalinya Uzair pun menjadi napas baru bagi agama yang diwariskan Nabi Musa tersebut. Bani Israil pun kembali mempelajari Taurat.

Sebelum tidur panjangnya, Nabi Uzair mengetahui tak ada Bani Israil yang mampu menghafal Taurat. Nabi Uzair pun sempat menyimpan Taurat yang lolos dari penghancuran. ''Aku sekarang akan mengeluarkan Taurat yang telah aku simpan,'' ujarnya. Nabi Uzair kemudian pergi ke suatu tempat lalu mengeluarkan lembaran Taurat yang telah rusak. Nabi Uzair pun mendapati hikmah Allah di balik tidur panjangnya, untuk menyelamatkan Taurat. Ia pun membawa masyarakat Bani Israil untuk kembali mengimani Allah dan menjalankan syariat kitab suci.

Baca Juga

Kisahnya tercantum dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 259 yang menceritakan bagaimana Nabi Uzair dimatikan selama 100 tahun kemudian menghidupkannya lagi walau dia merasa baru tidur selama sehari atau setengah hari. ''...Allah berfirman:   

أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْيِي هَٰذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ فَأَمَاتَهُ اللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۖ وَانْظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِلنَّاسِ ۖ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ 

“Sebenarnya kamu tinggal di sini selama 100 tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah; dan lihatlah kepada keledaimu itu. Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Dan lihatlah kepada tulang- belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.’ Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: ‘Saya yakin bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu'." 

Kisah Nabi Uzair juga disebut dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Bakar as-Shidiq. Dinukil dari Kitab "Nuril Akwan" karya Abu Hasan Al Bishri, Rasulullah bersabda:  ''Barang siapa bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Uzair itu adalah hamba Allah yang Mahapemurah, Allah membukakan baginya pintu surga dan menjauhkannya dari rekayasa setan dan menyatukannya bersama hamba-hamba Allah yang Mahapemurah.''  

Sahabat Ibnu Abbas juga menyebut Nabi Uzair sebagai penghafal Taurat, seorang yang shalih dan sangat bijaksana. Nabi Uzair menjadi rujukan setiap masyarakat Yahudi pada zamannya. Allah telah menunjukkan keagungan-Nya dengan kisah Nabi Uzair. "Tidak ada yang lebih hafal dan mengerti kitab Taurat daripada Nabi Uzair," ujar Ibnu Abbas. 

Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiya menafsirkan ayat 259 surat Al-Baqarah tersebut cukup perinci. Diceritakan pula saat hidup kembali di tengah masyarakat, Nabi Uzair pun menulis ulang kitab suci Taurat. Ia duduk dibawah naungan pohon sambil dikelilingi anak-anak Bani Israil, menulis skrip Taurat bagi masyarakat. ''Jadi itu adalah sebagaimana Firman Allah, 'Kami menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia' (Al-Baqarah 259).

Artinya, untuk Bani Israil, ia (Uzair) duduk di antara anak-anak dan pria tua, sementara ia merupakan seorang pemuda. Ia meninggal (tidur) dalam usia 40 tahun, dan Allah membangkitkannya pada usia yang sama di hari kematiannya,'' tulis Ibnu Katsir menukil ucapan Ibnu Abbas.

Disebutkan pula dalam berbagai sumber bahwa Nabi Uzair hidup pada zaman antara Nabi Shaleh dan Nabi Ibrahim, yaitu sekitar 5.000 sampai dengan 4.000 tahun sebelum masa Nabi Isa. Namun, Ibnu Katsir meriwayatkan bahawa Nabi Uzair lahir di antara tempo kenabian Nabi Sulaiman dan Nabi Zakaria. 

Sayyid Abdul Ala Maududi juga secara terperinci meriwayatkan Uzair hidup pada 450 sebelum Masehi. Dapat disimpulkan bahwa Nabi Uzair hadir dalam dua periode. Sebelum ditidurkan seabad lamanya, ia hadir sebelum Masa Ibrahim. Kemudian, Nabi Uzair dibangkitkan kembali di era setelah Nabi Sulaiman.

Dari segi bahasa, kata Nabi Uzair berasal dari kata Azaro, yang artinya mengoreksi, yaitu mengoreksi kebenaran dengan kebenaran yang sebenarnya dan mengoreksi kesalahan  menjadi suatu kebenaran yang semestinya. Dalam bahasa Ibrani, Uzair dikenal dengan sebutan Ezra, sang penjaga Taurat.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement