Senin 17 Aug 2020 23:11 WIB

Penggunaan Obat Oles, Amankah?

Efek hangat yang terkandung dalam obat gosok balsam berasal dari mentol.

Rep: c80/ Red: Muhammad Fakhruddin
Penggunaan Obat Oles, Amankah?  (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Penggunaan Obat Oles, Amankah? (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Obat oles mulai dari balsam, minyak telon, dan minyak kayu putih banyak digemari masyarakat. Ragam pemakaian itu untuk mengobati keluhan ringan, seperti sakit kepala, mual, pusing, pegal linu, hingga untuk pijat urut. Rasa hangat dan wangi yang menyegarkan dari aneka obat oles itu membantu mengurangi keluhan penggunanya. 

Auditor Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Drs Chilwan Pandji Apt Msc mengatakan, pada dasarnya zat-zat pembuat minyak kayu putih, telon, dan balsam ini terbuat dari nabati. Adapun zat kimia yang terkandung, seperti asam salisilat, juga tergolong aman untuk dipakai. “Nggak apa-apa, kandungan obat gosok rata-rata aman,” ujarnya.

Efek hangat yang terkandung dalam obat gosok balsam berasal dari mentol. Bahan-bahan pembuat Vaseline pun dibuat dari nabati. Namun, wangi khas yang ada, misalnya ada wangi khas stroberi atau aroma lain yang rasanya agak berbeda, itu pantas dipertanyakan cara pembuatannya.Apakah zat perasa yang dipakai berasal dari sesuatu yang halal atau tidak. “Jika najis, tentu saja tidak boleh digunakan,” kata Pandji.

Minyak angin aromaterapi, seperti Fresh Care, juga tergolong aman sebab sifatnya menguap dari zat atsiri. Baik itu aroma melati dan kenanga yang diekstrak dari tumbuhan juga aman. Kecuali, yang beraroma zat kimia sintesis, perlu ada penjelasan soal halal atau tidak kandungan zat kimia itu.

Menurut Pandji, pihaknya jarang meminta perusahaan yang memproduksi obat oles atau minyak telon ini untuk memiliki sertifikasi halal. Sebab, sebagian besar kandungan yang ada pada minyak oles atau balsam ini terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan bahan alami. Termasuk, mentol, minyak akar wangi, hingga kamper.

Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Anna P Roswiem mengatakan, kandungan zat dalam obat balsam atau minyak kayu putih tidak ada yang berasal dari hewan sehingga aman digunakan sebagai obat oles. Jika diperhatikan dari komposisi yang ada, tidak ada zat yang tidak halal. Baik itu minyak angin atau urut dan minyak kayu putih, rata-rata terbuat dari cengkeh atau tanaman. “Nggak ada yang haram,” ujarnya.

Vaseline untuk balsam atau salep terbuat dari residu minyak tanah yang kental dan lunak. Minyak tanah ini berasal dari minyak bumi yang aman dipakai. Zat pelarut minyak pun tidak menggunakan alkohol, tapi menggunakan minyak.

Minyak angin, kayu putih, minyak urut Gosok Pijat Urut (GPU), minyak Cap Lang, Cap Kapak itu terbuat dari tumbuhan, ester dari sintetik kimia dan dari tumbuhan sendiri.

Namun, Anna menggarisbawahi bila misalnya obat urut dan minyak ini diberi parfum. Kandungan senyawa parfum ini bisa saja berasal dari hewan atau tumbuhan. Ada yang diinfiltrasi menggunakan lemak dan biasanya berasal dari lemak babi. Jika prosesnya dengan distilasi maka aman. Sebab, dengan distilasi bunga-bunga diberi air, lalu dipanaskan pada suhu tertentu, uap atau embun dari bunga tadi dijadikan cairan distilasi. Cara distilasi ini dianggap lebih aman bila dibandingkan dengan proses infiltrasi yang menggunakan lemak. Maka, kandungan zat dalam parfum lewat proses infiltrasi ini jika dicampurkan dengan obat oles, perlu diperiksa lagi kehalalannya. 

 

*Artikel ini telah dimuat di Harian Republika, Jumat, 14 Juni 2013

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement