Jumat 24 Jul 2020 17:40 WIB

Geliat Wisata Sumatera Barat di Era Pandemi

Sumbar sukses menekan angka kasus corona hingga turun ke peringkat 17 nasional

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Hendri Agung Idris.
Foto: Pemprov Sumbar
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Hendri Agung Idris.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hendri Agung Idris, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat

Tidak ada yang membantah, semua setuju bahwa Pariwisata adalah Industri yang paling terpukul akibat Pandemi Covid-19. Bahkan Menko Maritim dan Investasi Luhut B Panjaitan menyampaikan info yang dilansir oleh Biro Pusat Statistik (BPS) bahwa pada bulan Mei 2020 perjalanan wisata di Indonesia turun sampai 100 persen. Hal ini mengakibatkan devisa Negara dari Sektor Pariwisata turun 97 persen (year to year) dari 1.119 juta dolar AS menjadi hanya 31 juta dolar AS.

Bagaimana dengan Sumatera Barat? Tentunya sama saja. Dampak dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama tiga tahap, mulai dari 22 April sampai dengan 7 Juni 2020 (1,5 bulan) mengakibatkan sama sekali tidak ada wisatawan yang masuk ke Sumatera Barat. Puluhan hotel dari mulai yang berbintang sampai kelas melati tutup. Ada beberapa yang mencoba untuk buka namun tetap harus melakukan banyak penghematan seperti merumahkan bahkan memberhentikan karyawannya. Travel Agents, driver angkutan wisata, penyewaan kendaraan, toko souvenir, rumah makan, tour guides, porter di bandara dan masih banyak lagi yang terkait, semua terkena imbasnya, dari mulai pelaku langsung sampai Industri pendukung terdampak parah.

Kebijakan PSBB 3 tahap tersebut dengan sangat terpaksa harus dilaksanakan demi membentengi dan menjaga kondisi Sumatera Barat yang secara nasional dilihat dari total jumlah kasus positif Covid-19 pada saat PSBB diberlakukan sangat baik. Dari total 7418 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara nasional, di Sumatera Barat hanya 81 Kasus atau 0,11 persen. Untuk itu dirasa sangat perlu membatasi dan mengawasi secara ketat pengunjung yang masuk ke Sumatera Barat baik melalui jalur udara atau jalur darat.

Sumatera Barat bisa dibilang lockdown, Bandara Internasional Minangkabau di tutup secara total dari mulai tanggal 24 April sampai 1 Juni 2020. Pada rentang waktu tersebut, penerbangan hanya diperkenankan untuk pimpinan lembaga tinggi negara maupun wakil kenegaraan hingga organisasi internasional atau pengangkutan layanan medis dan logistik termasuk kargo. Maskapai Penerbangan Malaysia Air Asia kemudian menutup secara total penerbangan langsung Kuala Lumpur-Padang pada 19 Mei 2020 yang sampai hari ini belum dibuka kembali.

Masuk melalui jalur darat pun akses ke Sumatera Barat diawasi dengan tidak kalah ketatnya. Di setiap perbatasan dengan Provinsi tetangga didirikan Posko-Posko untuk menjaga masuknya pendatang. Aparat TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, Dinas Perhubungan dan seluruh instansi terkait lainnya, bahkan dari unsur masyarakat pun ikut bahu-membahu menggawangi Posko-Posko tersebut selama 24 jam.

Bagi yang ingin masuk ke Sumatera Barat tanpa alasan penting tidak diperbolehkan, diminta untuk putar balik. Sampai-sampai ketegasan ini menuai protes dari para perantau yang ingin berlebaran Idul Fitri di Kampung Halaman. Karena bertepatan dengan hari Raya Idul Fitri 1441 H, Sumatera Barat masih dalam fase PSBB.

Namun syukur Alhamdulillah, ketegasan Provinsi Sumatera Barat dalam menjaga wilayahnya membuahkan hasil yang sangat menggembirakan. Berkat kebijakan Kepala Daerah serta dukungan semua stakeholders terkait dan terlebih lagi berkat kerja keras Labor Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang digawangi oleh Dr. dr. Andani Eka Putera Msc, Provinsi Sumatera Barat menjadi rujukan nasional dalam penanganan Covid-19. Provinsi Sumatera Barat berada di peringkat teratas untuk persentase positivity rate (PR) Covid-19 terendah di Indonesia.

Berdasarkan rilis dari Kementerian Kesehatan RI per 29 Juni 2020 lalu, Sumbar menempati posisi teratas dengan angka 1,8 persen. Kemudian DI Yogyakarta dengan 1,9 persen, Riau 2,16 persen, Nusa Tenggara Timur 2,25 persen, Bangka Belitung 3 persen. Pada awal Mei 2020 lalu, Sumbar sempat berada di posisi tujuh besar nasional dengan kasus tertinggi se-Indonesia, namun perlahan dan pasti, Sumbar sukses menekan angka itu hingga saat ini turun drastis ke peringkat 17 nasional.

Angka Sembuh Pasien Covid-19 di Sumatera Barat juga tertinggi nasional yaitu mencapai 85 persen Recovery Rate. Keberhasilan ini pun diakui langsung dan menuai pujian dari Presiden Joko Widodo, Sumatera Barat termasuk dalam lima besar provinsi yang berhasil menekan laju pertumbuhan Covid-19 di Indonesia.

Seiring dengan kesuksesan penanganan Covid-19 perlahan Pariwisata Sumatera Barat pun kembali menggeliat. Setelah PSBB beralih menjadi Masa Pengawasan Selektif, perlahan wisatawan dari Provinsi tetangga seperti Riau, Bengkulu, Jambi dan Sumatera Utara pun mulai berdatangan.

Gubernur Sumatera Barat dengan tegas mengambil kebijakan pemulihan Ekonomi berbasis Pariwisata. Untuk mengantipasi melonjaknya kembali angka Covid-19, maka Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat mengeluarkan Panduan New Normal Pariwisata ke seluruh Kabupaten dan Kota sebagai acuan untuk diterapkan secara ketat di seluruh obyek wisata, fasilitas akomodasi, dan rumah makan serta fasilitas penunjang pariwisata lainnya.

Tidak sampai disitu, untuk meciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan, Gubernur Sumatera Barat pun menginstruksikan test PCR SWAB bagi pekerja frontliner pariwisata yang biayanya ditanggung oleh APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Fasilitas PCR SWAB gratis ini juga disediakan di Terminal Kedatangan Bandara Internasional Minangkabau. Bagi pengunjung yang suhu tubuhnya terdeteksi di atas normal oleh Thermal Detector, maka anda wajib di test PCR SWAB. Namun apabila anda ingin di SWAB secara sukarela untuk memastikan apakah anda baik-baik saja sepulangnya anda dipersilahkan tentunya tetap tanpa biaya.

Berdasarkan fakta tersebut diatas, didukung berbagai skema dan persiapan menghadapi kebiasaan normal baru yang matang, maka Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat bersama Asosiasi Perjalanan setempat pun memberanikan diri mengadakan Sales Mission dengan fokus untuk mengajak perantau pulang kampung pada Idul Adha 1441 Hijriah sekaligus berwisata. Kegiatan yang bertemakan "Sumatera Barat Siap Menerima Kedatangan Perantau untuk Merayakan Idul Adha di Kampung Halaman sekaligus Berwisata" dihadiri langsung oleh Bapak Gubernur Sumatera Barat yang berkenan memberikan sambutan kepada para Ketua Ikatan Perantau Minang se-Jabodetabek serta tour operators di Jakarta, pada Sabtu 18 Juli 2020 di Hotel Balairung Jakarta.

Kondisi Sumbar sekarang sudah sangat baik, silahkan datang, Sumbar siap menyambut perantau dan wisatawan. Apabila disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan yang ketat kami yakin wisatawan akan terjaga dari penularan Covid-19. Ayo tunggu apalagi, mari berwisata ke Sumatera Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement