Ahad 28 Jun 2020 15:02 WIB

Jumlah Kasus Baru Covid-19 di China Mulai Stabil

Sebelumnya pasar di Beijing, China, ditutup karena diduga sebarkan Covid-19.

Rep: Lintar Satria/ Red: Indira Rezkisari
Petugas berpakaian APD mendata warga Beijing, China, yang memiliki potensi terpapar Covid-19 dari sebuah pasar, Rabu (17/6). Pada Ahad (28/6), jumlah kasus Covid-19 di China disebut telah terkendali.
Foto: AP/Mark Schiefelbein
Petugas berpakaian APD mendata warga Beijing, China, yang memiliki potensi terpapar Covid-19 dari sebuah pasar, Rabu (17/6). Pada Ahad (28/6), jumlah kasus Covid-19 di China disebut telah terkendali.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China memperluas rencana pemeriksaan Covid-19 usai mengizinkan salon dibuka kembali. Jumlah kasus infeksi virus corona di Negeri Tirai Bambu kian menurun.

Sementara itu Korea Selatan (Korsel) masih menghadapi gelombang baru wabah virus corona. Jumlah kasus infeksi di Negeri Ginseng belum menunjukkan penurunan sejak kebijakan pembatasan sosial dilonggarkan demi mendongkrak perekonomian.

Baca Juga

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence membatalkan rencana kampanye dengan bus di Florida. Setelah angka kasus positif virus corona di negara bagian itu meningkat tajam.

Tidak ada kasus baru setelah Beijing membuka kembali toko kecantikan dan pangkas rambut pada Ahad (28/6). Hal ini menunjukkan gelombang baru wabah virus corona yang baru-baru ini muncul kembali sudah berhasil dikendalikan.

Sebelumnya pemerintah kota Beijing sudah menutup sementara pasar segar, tempat yang diduga menjadi pusat wabah di ibu kota tersebut. Mereka juga menutup kembali sekolah-sekolah dan sebagian pemukiman. Semua orang yang ingin meninggalkan Beijing harus diperiksa Covid-19 terlebih dahulu dan hasilnya pun harus negatif.

Pada Festival Perahu Naga yang berakhir pada Sabtu (27/6) ada puluhan ribu warga China yang melakukan perjalanan. Negeri itu tidak melaporkan wabah terbaru.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KCDC) melaporkan 40 kasus baru infeksi virus corona tertular di dalam negeri sementara 22 kasus lainnya dari luar negeri. Jumlah kasus baru di pemukiman padat penduduk di metropolitan Seoul kebanyakan terjadi di klub-klub malam, gereja, gudang e-commerce besar dan pekerja berpendapatan rendah, dilansir dari AP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement