Jumat 22 May 2020 05:54 WIB

Bisikan Gaib Bawa Seorang Pria dari Timor Jadi Mualaf

Seorang pria dari Timor jadi mualaf setelah mendengar bisikan gaib.

 Bisikan Gaib Bawa Seorang Pria dari Timor Jadi Mualaf. Foto ilustrasi: Seorang pria Muslim sedang beribadah (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Bisikan Gaib Bawa Seorang Pria dari Timor Jadi Mualaf. Foto ilustrasi: Seorang pria Muslim sedang beribadah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmed (nama Islamnya) berasal dari Timor Timur. Dia menjadi mualaf setelah peristiwa aneh yang terjadi saat dirinya sakit parah.

Dikutip dari About Islam (aboutislam.net), Jumat (22/5), Ahmed lahir dan besar di Timor Timur, sebuah pulau kecil di sebelah timur Indonesia. Pulau ini adalah koloni Portugis. Karena itu, kebanyakan orang termasuk keluarganya mengikuti agama yang dibawa oleh bangsa Portugis tersebut.

Baca Juga

Situasi ekonomi di negerinya yang tidak stabil membawanya merantau. Dia tinggal di Jakarta, ibukota Indonesia, dan juga tinggal di daerah lain Indonesia. Suatu hari Ahmed menerima tawaran menarik untuk bekerja di sebuah kota di Sumatra Selatan.

Ahmed pergi ke Sumatra Selatan dan mulai bekerja di sana. Dia sekamar dengan seseorang yang beragama Islam. Kehidupan mereka rukun dan bersahabat dengan baik.

"Orang Indonesia biasanya tidak memiliki masalah dengan orang-orang dengan agama yang berbeda dari agama mereka sendiri," kata Ahmed.

Terkadang, teman sekamar Ahmed melaksanakan sholat di kamar. Usai sholat, dia berdoa dan dalam doanya menyebut nama Ahmed.

Secara rutin, teman Ahmed membaca surat Yasin. Sama seperti usai sholat, setelah membaca surat Yasin, temannya itu juga menyebut namanya. Dia melakukan ini setiap waktu dan akhirnya dia bertanya mengapa dia selalu menyebut namanya dalam doa.

“Kamu adalah temanku dan sesama manusia. Aku menginginkan yang terbaik untukmu. Itu sebabnya saya berdoa untukmu," kata temannya seperti ditirukan Ahmed.

Ahmed tersentuh oleh penjelasannya. Dan itu membuka hatinya untuk mencoba dan belajar tentang Islam.

Ketika teman sekamar Ahmed tidak ada di rumah, dia mengambil  mengambil buku Yasin kecilnya dan membaca terjemahannya dalam aksara Latin. Ahmed menyukainya dan terus membacanya secara rutin.

Pada suatu hari, Ahmed sakit parah.  Dia mengalami demam tinggi dan merasa sangat lemah. Dia hampir tidak bisa berjalan dari kamar untuk duduk di teras kecil di depannya.

Sementara, teman sekamarnya pergi sholat ke masjid. Ahmed duduk di kursi malas di depan kamarnya. Pada saat itu adalah, sholat ketika matahari terbenam (Maghrib). Panggilan azan telah dimulai. Ahmed bangun dan merenungkan kondisi kesehatannya.

Peristiwa aneh

Tiba-tiba, Ahmed mendengar suara seorang lelaki tua di dekat telinga kanannya: “Bangun dan bergegas ke tempat panggilan sholat datang. Di sana kamu akan menemukan kedamaian dan ketenangan."

Ahmed melihat ke sisi kanan saya tetapi tidak ada orang di sana. Kemudian dia mendengar suara seorang wanita tua di dekat telinganya dan berkata: "Dengarkan apa yang dikatakan kakek. Bangun dan pergi."

Ahmed melihat ke kiri tetapi tidak ada orang di sana. Dia mulai merasa gugup dan menjadi agak takut. Kemudian suara lelaki tua itu muncul lagi: "Pergilah, anakku. Kamu disembuhkan. "

Setelah kata-kata ini, Ahmed terbangun. Dan dia mengatakan yang sebenarnya, bahwa penyakit terasa sudah hilang. Dan, dia berlari ke masjid dan bergabung dengan jamaah sholat. "Saya tidak pernah meninggalkan sholat sejak saat itu. Alhamdulilah. Sekarang ini sudah dua puluh tahun yang lalu," kata Ahmed.

Bertemu keluarga

Ketika Ahmed pulang ke rumah untuk pertama kalinya setelah pergi selama sepuluh tahun, keluarganya sangat gembira. Mereka membuat pertemuan besar dan menyembelih babi sebagai tanda ucapan syukur seperti kebiasaan di Timor Timur.

Saat itulah, dirinya harus memberi tahu keluarga bahwa dia sudah menjadi Muslim. Dan karena itu, dia tidak bisa bergabung dengan mereka untuk memakan babi. "Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak peduli dengan apa yang mereka katakan atau jika mereka ingin membunuh saya karena saya telah menemukan kebenaran," kata Ahmed.

Mereka sangat marah. Dan membuat Ahmed harus melarikan diri. Dia bersembunyi di masjid sampai setelah sholat subuh. Kemudian dia kembali ke rumah, dia pergi ke kamarnya dan mengunci pintu. Di pagi hari, dia memberi tahu mereka lagi bahwa dia tidak peduli. Ahmed tidak akan mengubah keyakinannya.

"Ibu saya menenangkan semua orang, terutama kakak lelaki saya yang merasa mereka perlu mempertahankan kehormatan keluarganya," kata Ahmed.

Ibunya bertanya apakah Ahmed senang. Ahmed mengiayakannya. Lalu mereka berpelukan. Dan semua orang mengikuti proses perdamaian itu. Alhamdulillah.

Setelah memeluk Islam, Ahmed meninggalkan pekerjaan selama enam bulan dan belajar di sekolah  Islam, di mana dia  belajar semua dasar-dasar penting dan cara membaca Alquran. "Saya juga menikah. Dan istri saya telah menjadi salah satu yang mengajari saya tentang Islam," kata Ahmed.

sumber : aboutislam.net
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement