Kamis 30 Apr 2020 19:56 WIB

Pesan Rasulullah: Yang Terberat Itu Hidup Jujur

Rasulullah menyebut kejujuran sebagai identitas orang Islam.

Kejujuran (ilustrasi)
Foto: Antara/Regina Safri
Kejujuran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Ya Rasulullah, terangkan kepadaku, apa yang paling berat dan paling ringan dalam beragama Islam?"

Maka, Nabi SAW bersabda, "Yang paling ringan dalam beragama Islam ialah membaca syahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasulullah."

Baca Juga

Beliau meneruskan pesannya, "Yang paling berat adalah hidup jujur. Sesungguhnya, tidak ada agama bagi orang yang tidak jujur. Bahkan, tidak ada shalat dan tidak ada zakat bagi mereka yang tidak jujur"(HR Ahmad Bazzar).

Rumusan Rasulullah SAW begitu simpel. Kalau seseorang beriman, mestinya ia juga jujur. Kalau tidak jujur, berarti tidak beriman.

Kalau orang rajin shalat, mestinya juga jujur. Kalau tidak jujur, berarti sia-sialah shalatnya. Kalau orang sudah berzakat, mestinya ia juga jujur. Kalau tidak jujur, berarti zakatnya tidak memberi dampak positif bagi dirinya.

Anas RA berkata, "Dalam hampir setiap khutbahnya, Nabi SAW selalu berpesan tentang kejujuran. Beliau bersabda, 'Tidak ada iman bagi orang yang tidak jujur. Tidak ada agama bagi orang yang tidak konsisten memenuhi janji'."

Ketidakjujuran adalah salah satu karakteristik orang munafik. Rasulullah SAW bersabda, "Ciri orang munafik itu ada tiga, yaitu bicara dusta, berjanji palsu, dan ia berkhianat jika mendapat amanat (tidak jujur)" (HR Bukhari).

Orang jujur itu disayangi Allah. Dan, orang yang tidak jujur dimurkai Allah SWT. Kejujuran menjadi salah satu sifat utama para Nabi, salah satu akhlak penting orang-orang yang saleh.

Kejujuran adalah kunci keberkahan. Kalau kejujuran sudah hilang di tengah-tengah masyarakat, keberkahannya pun akan hilang pula. Dan, apabila keberkahan sudah hilang, kehidupan menjadi kering, hampa tanpa makna.

Kehidupan diwarnai dengan kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan, kecemasan, dan kekecewaan karena sulit mencari manusia yang jujur. Wallahu a'lam bish-shawab.

 

sumber : Hikmah Republika oleh Miftah Faridl
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement