Sabtu 25 Apr 2020 19:22 WIB

Seto: Anak-anak Stres Bertahan di Rumah Selama PSBB

tekanan-tekanan itu tanpa sadar menimbulkan kekerasan terhadap anak

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Akbar
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi
Foto: Youtube
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengaku pihaknya mendapatkan laporan bahwa anak-anak yang bermukin di wilayah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kini merasa stres.

Alasannya, anak-anak itu mendapatkan tekanan dari orang tuanya yang beralih peran mendadak menjadi guru yang mengajari anaknya di rumah.

"Mereka mencoba untuk menjelaskan, menerangkan, kadang-kadang memaksakanya dan harus dicapai putra-putrinya sendiri," ujarnya saat video conference akun Youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (25/4).

Pada akhirnya, kata Seto, anak-anak itu merasa tertekan. Ia menambahkan, anak-anak itu bahkan rindu ingin segera kembali lagi ke sekolah dan bertemu dengan ibu guru atau bapak gurunya yang menjelaskan dengan lebih nyaman, tenang, kreatif.

Tak hanya stres, ia menyebutkan tekanan-tekanan itu tanpa sadar menimbulkan kekerasan terhadap anak. Kemudian dampaknya anak juga mengalami stres. Suasana hati seperti inilah, kata Seto, membuat anak tertekan dan lari ke gawai.

Seto pun menambahkan, mereka mencoba untuk mendapatkan informasi-informasi tetapi karena tidak ada pendampingan dari orang tua, tidak ada

persahabatan di dalam keluarga untuk mengontrol apa yang diunggah oleh buah hatinya melalui media gawai juga nuansanya penuh kekerasan, mengerikan, pornografi, dan bisa kekerasan seksual melalui media dalam jaringan.

Di satu sisi, ia meminta para ortu perokok dalam keadaan penuh tekanan dan permasalahan ekonomi dan biasa merokok tetapi karena situasinya harus berada di rumah akhirnya merokok di rumah dan dampaknya tentu saja meracuni

putra putrinya tercinta, kadang ada balita, hingga bayi.

"Padahal paparan nikotin yang tersebar di berbagai peralatan rumah tangga ini juga berdampak sangat negatif terhadap kesehatan putra-putri tercinta," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement