Jumat 28 Feb 2020 09:10 WIB

Rasulullah Bertanya: Mengapa tak ke Masjid dan Baca Alquran?

Rasulullah SAW mengungkapkan sejumlah keutamaan membaca Alquran.

Rasulullah Bertanya: Kenapa tak ke Masjid dan Baca Alquran?. Foto: Ilustrasi Anak membaca Alquran
Foto: AP /Allauddin Khan
Rasulullah Bertanya: Kenapa tak ke Masjid dan Baca Alquran?. Foto: Ilustrasi Anak membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW mengungkapkan sejumlah keutamaan dari membaca Alquran. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits yang berbunyi:

 

Baca Juga

عَن عُقبةً بنِ عَامِرٍ رَضيِ اللٌهٌ عَنهٌ قَالَ خَرَجَ عَلَينًا رَسُولٌ اللٌه صَلْي اللٌه عَلَيهِ وَسَلٌمَ وَنخَنُ فيِ الصفٌةِ فَقَالَ اَيٌكُم يُحبٌ اَن يَغدُ وَ كُلٌ يَومٍ اِلي بُطحَانَ اَواَلى الَعقَيقَ فَيَاٌتيِ بِنَاقَتَينِ كَومَاوَينِ فِي غَيِر اِثمٍ وَلآ قَظيعَةِ رَحَمٍ فَقُلنَا يَارَسُولَ اللٌهِ كُلٌنَا نُحِبٌ ذَالِكَ قَالَ اَفَلآ يَغدُو اَحَدُكُمَ اِلَى المسَجِدِ فَيَتَعَلَمَ اَوفَيَقَرٌاَ ايَتَينِ مِن كِتَابِ اللٌه خَيرٌلَه مِن نَاقَتَينِ وَثَلآثُ خَيرُلَه مِن ثَلآثٍ وَاَربَعُ خَيرُلَه من اربع ومن اعدادهن من الأبل .(رواه مسلم وابو داوود).

Dari Uqbah bin Amir RA, ia menceritakan, “Rasulullah SAW Datang menemui kami di shuffah, lalu beliau bertanya, ‘Siapakah di antara kalian yang suka pergi setiap hari ke pasar Buth-han atau Aqiq lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta betina dari jenis yang terbaik tanpa melakukan satu dosa atau memutuskan tali silaturahmi?’ Kami menjawab, 'Ya Rasulullah, kami semua menyukai hal itu.’ Rasululullah SAW Bersabda, ‘Mengapa salah seorang dari kalian tidak ke masjid lalu mempelajari atau membaca dua buah ayat Alquran (padahal yang demikian itu) lebih baik baginya dari pada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, dan begitu pula membaca empat ayat lebih baik baginya daripada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang dibaca mendapat sejumlah yang sama dari unta-unta.” (Hr Muslim dan Abu Dawud)

 

Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi dalam kitabnya yang berjudul Fadhilah Amal menjelaskan, Shuffah adalah sebuah lantai khusus di Masjid Nabawi tempat orang-orang miskin Muhajirin tinggal. Mereka dikenal dengan sebutan Ahlush Shuffah (orang-orang shuffah). Jumlah sahabat ahlush shuffah selalu berubah dari waktu ke waktu.

‘Allama Suyuti rah.a. telah menyusun seratus satu nama sahabat yang tinggal di Shuffah, dan ia menulis tentang mereka di dalam risalah tersendiri. Sedangkan Buth-han dan Aqiq adalah nama dua buah tempat di Madinah sebagai pasar perdagangan unta.

Orang Arab sangat menyukai unta, terutama unta betina yang berpunuk besar.

Maksud ‘tanpa melakukan suatu dosa’ adalah mendapatkan sesuatu dari orang lain tanpa usaha atau berkorban. Bukan harta yang bertambah melalui pemerasan, pencurian, atau merampas warisan sesama saudara.

Oleh karena itu, Rasulullah SAWMenyatakan dalam sabdanya, bahwa unta itu diperoleh tanpa bersusah payah sama sekali dan tanpa berbuat suatu dosa pun. Sudah pasti memperoleh harta dengan cara demikian lebih disenangi oleh semua orang.

Akan tetapi Nabi Menyatakan bahwa mempelajari beberapa ayat Alquran itu lebih baik dan lebih utama daripada mendapatkan semua itu.

"Hendaknya kita meyakini hal ini, bahwa keutamaan dan pahala mempelajari Alquran tidaklah sebanding dengan seekor atau dua ekor unta, bahkan dengan kerajaan seluas tujuh benua sekalipun. Karena semua itu pasti akan ditinggalkan, jika bukan hari ini tentu hari esok saat maut menjemput semuanya terpaksa harus berpisah. Sebaliknya, pahala membaca satu ayat Al Qur’an akan bermanfaat untuk selama-lamanya," kata Maulana Zakariyya.

Dalam urusan keduniaan, kita dapat saksikan bahwa orang orang yang diberi satu rupiah tanpa beban tanggung jawab apapun akan lebih senang daripada dipinjami seribu rupiah agar disimpannya tetapi kelak akan diambil lagi, karena ia hanya dibebani amanah tanpa mendapat manfaat sedikitpun.

Menurut Maulana Zakariyya, hadits di atas intinya adalah mengingatkan kita akan perbandingan sesuatu yang fana dengan sesuatu yang abadi. Ketika seseorang sedang sedang diam atau bergerak, hendaknya selalu berfikir apakah ia sedang berbuat sesuatu yang hasilnya sementara dan sia-sia atau sesuatu yang hasilnya kekal dan bermanfaat? Betapa rugi jika kita gunakan waktu hanya untuk menghasilkan bencana yang abadi.

Kalimat terakhir didalam hadits di atas menyebutkan bahwa jumlah ayat yang sama tetapi lebih utama daripada jumlah untanya. Kalimat itu mengandung tiga maksud, yaitu:

1) Walaupun sampai jumlah empat ayat saja yang disebutkan secara terperinci, tetapi maksudnya adalah semakin banyak jumlah ayat yang dibaca akan semakin semakin banyak pahala yang diperoleh. Dalam pengertian ini, semua unta sama, baik jantan maupun betina.

2) Jumlah untanya sama dengan jumlah yang disebutkan dalam hadits diatas, tetapi untanya bergantung pada selera masing-masing. Ada yang menyukai unta betina ada yang menyukai unta jantan. Oleh sebab itu, Nabi saw. Menegaskan bahwa satu ayat lebih berharga daripada seekor unta betina. Jika seseorang menyukai unta jantan, maka satu ayat lebih baik daripada unta jantan.

3) Jumlahnya tidak lebih dari empat, tetapi pengertiannya bukan saja lebih baik daripada unta betina atau unta jantan, tetapi lebih baik daripada keduanyanya. Jelasnya, membaca satu ayat lebih baik daripada sepasang unta jantan dan unta betina.

Demikianlah seterusnya, setiap ayat lebih utama daripada sepasang unta.

Ayah saya (nawwarullaahu marqadahu) lebih setuju dengan pendapat ini, sebab lebih banyak keutamaannya. Namun walaupun demikian, tetap tidak dapat disamakan antara membaca satu ayat Alquran dengan satu ekor atau dua ekor unta.

"Ungkapan ini sekedar gambaran dan contoh saja. Sebelumnya telah jelaskan bahwa satu ayat Alquran akan memperoleh pahala abadi yang lebih utama dan lebih baik daripada kerajaan seluas tujuh benua yang fana ini," kata Maulana Zakariyya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement