Selasa 18 Feb 2020 21:28 WIB

KDK MUI Jatim Cetak Da'i Milenial Penggerak Dakwah

Sebanyak 84 dai milenial digembleng dalam diklat Komite Dakwah Khusus (KDK) MUI Jatim

Sebanyak 84 dai milenial digembleng dalam diklat Komite Dakwah Khusus (KDK) MUI Provinsi Jawa Timur.
Foto: Istimewa
Sebanyak 84 dai milenial digembleng dalam diklat Komite Dakwah Khusus (KDK) MUI Provinsi Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebanyak 84 dai milenial digembleng dalam diklat Komite Dakwah Khusus (KDK) MUI Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini dibuka KH Abdushomad Bukhori, Ketua Umum MUI Jatim.

Kiai Shomad, demikian akrab dipanggil, menegaskan, bahwa tugas utama dai di era milenium ini, paling tidak siap menjadikan dirinya sebagai penggerak, perancang dan pelaksana gerakan dakwah. “Karena sejatinya dakwah itu harus dirancang. Saat ini para dai juga dituntut dakwah lewat literasi, harus menulis hingga menjadi buku,” tegas Kiai Shomad.

Sebagai ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Kiai Shomad juga menegaskan, bahwa, tugas KDK MUI dalam peran dakwah adalah membentengi kaum muslimin dari gerakan kesesatan dan pendangkalan aqidah. KDK juga diberi tugas pembinaan di masyarakat khusus. “Harus langsung turun ke daerah-daerah yang rawan pendangkalan aqidah,” tegasnya.

Selaku penanggung jawab Diklat Dai Millineal, Ketua KDK Jatim, KH Imam Mawardi Ridlwan memaparkan, bahwa, Diklat ini sebagai wadah shilaturahim para dai, baik dari MUI kota kabupaten, BAZNAS, LAZ, pondok pesantren, Ormas, Pesma, organisasi kampus dan organisasi kepemudaan lainya.

Para peserta Diklat dai milenial telah merencanakan tugas, tindak lanjut pasca diklat, yaitu sebagai komunitas riset, EO dan Sosial Empowering. Diklat dai milenial diutamakan dalam pembekalan skill para dai dan sekaligus pembentukan jaringan.

KH Ahmad Muwafiq Shaleh, Sekretaris KDK MUI Jawa Timur saat ditanya bagaimana tindak lanjut paska Diklat, menjelaskan, bahwa seluruh peserta Diklat dai millineal akan mendapatkan tugas. Tiga tugas yang harus diemban, yaitu melaksanakan pendataan komunitas dan daerah, ini yang pertama.

Yang kedua adalah para peserta secara jamaah menyelenggarakan kegiatan diklat dai milleneal di daerah masing-masing dan menjalankan pengabdian pemberdayaan komunitas, masyarakat atau ummat.

Saat menyampaikan materi sekretaris umum MUI Jawa Timur menjelaskan karakter dai KDK MUI Jawa Timur adalah wasathiyah. Yaitu dai yang tidak ekstrim kanan atau ekstrim kiri. Dai Millineal KDK MUI Jawa Timur berkarakter adil.

“Bagaimana kelanjutan diklat dai milleneal ini? Pada bulan Maret akan ada diklat dai milleneal di UNESA Lidah Wetan Surabaya, para EO adalah para peserta diklat dai milenial hari ini. Yang kedua para peserta akan diikuti ToT dai millineal pada awal April 2020. Mereka yang lolos seleksi akan diberi hadiah jadi peserta ToT Dai Millineal. Yang ketiga para peserta dilibatkan dalam kegiatan pembinaan masyarakat muslim,” urainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement