Jumat 07 Feb 2020 08:04 WIB

Saat Sang Sufi Perempuan Rabiah Al-Adawiyah Tersandera Malu

Rabiah Al-Adawiyah malu mengutarakan keinginannya pada Allah SWT.

Rabiah Al-Adawiyah malu mengutarakan keinginannya pada Allah SWT. Ilustrasi Berdoa di Kubah Hijau
Foto: Antara/Saptono
Rabiah Al-Adawiyah malu mengutarakan keinginannya pada Allah SWT. Ilustrasi Berdoa di Kubah Hijau

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam perjalanan manusia sebagai hamba untuk mendekat pada Sang Kekasih, Allah SWT, rasa malu baru merupakan tangga yang pertama. Masih sangat jauh dari perwujudan rasa cinta yang semestinya.

Tapi, apa yang membuat kita dapat mencapai tangga ke-99 bila tangga pertama pun kita tak sanggup menapakinya? Bukankah kita tak melupakan petunjuk Rasulullah bahwa "Malu adalah sebagian dari iman."

Baca Juga

Tokoh sufi Rabi'ah Al-Adawiyah  mengungkapkan rasa malunya. Suatu saat, dia ditanya mengapa tidak minta pertolongan materi dari sahabat-sahabatnya. Rabi'ah menjawab tenang. "Aku malu kalau harus minta materi pada Allah, padahal Dialah pemilik segala materi. Apakah aku harus minta materi pada orang yang jelas bukan pemilik materi itu."

Suatu doa acap dikumandangkan sebagai pujian di lingkungan pesantren. "Tuhanku, aku merasa tak pantas untuk mendapat surga-Mu. Tapi akupun tak sanggup menanggung azab neraka-Mu. Maka terimalah tobatku, maafkan segala dosaku. Sungguh Engkau adalah Pengampun Yang Maha Besar."

Rasa malu telah membuat seorang wali Allah memanjatkan doa itu. Tidakkah kita malu bila tak mengikuti jalan yang telah ditempuh Rasulullah dan para wali Allah untuk menuju ke haribaan-Nya.  

 

 

 

 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement