Selasa 18 Feb 2020 17:51 WIB

Hewan Kesayangan yang Pernah Jadi Tunggangan Rasulullah SAW

Rasulullah mempunyai hewan kesayangan yang pernah jadi tunggangan.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah mempunyai hewan kesayangan yang pernah jadi tunggangan. Berkuda (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Rasulullah mempunyai hewan kesayangan yang pernah jadi tunggangan. Berkuda (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sepanjang hidupnya, Rasulullah SAW menggunakan empat hewan sebagai kendaraan baik untuk berdagang, berperang maupun berdakwah. Keempat hewan ini di antaranya kuda, unta, Baghal dan Keledai.

Selain menjadi hewan tunggangan, kuda juga menjadi hewan kesayangan Rasulullah. Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah tidak pernah mencintai sesuatu setelah perempuan kecuali kepada kudanya (HR Ahmad dan An Nasa'i).

Baca Juga

Kuda yang paling disenangi Rasulullah adalah yang berwarna merah, bermulut putih, kurus serta belang di bagian kanannya. 

Kuda kesayangan Rasulullah itu bernama Al Mustajaz. Ini adalah kuda yang dibeli dari seorang badui.

 

Rasulullah tidak hanya memiliki satu kuda saja, kuda pertama yang dimilikinya bernama As Sakb. Semua kuda yang dimilikinya diberikan nama di antaranya Al Lizaz, Ath Thirf, Al Ward dan An Nahif.

Selain kuda, Rasulullah juga memiliki unta yang bernama Al Adhba. Unta ini memiliki nama Al Qashwa, dan Al Jad'a. Mu'adz pernah menunggang unta bersama Rasulullah dan dia mengenali unta tersebut berwarna merah.

Menurut Sa'id bin Al Musayyib, dinamakan Al Jad'a karena ujung telinga unta itu terpotong sedang Al Qashwaa' adalah unta yang telinganya terpotong sebagian. 

Hewan tunggangan lain adalah bighal. Bighal merupakan hewan dari kawin silang antara kuda dan keledai. Hewan ini berwarna putih yang merupakan hadiah dari Farwah bin Nufatsah

Bighal Rasulullah ini bernama Asy Syahbaa. Ketika berperang dengan kaum An Nahrab, Ali bin Abi Thalib pernah menunggangi bighal milik Rasulullah ini.

Selain baghal, Rasulullah juga memiliki tunggangan keledai. Keledai Rasulullah bernama Afir. Pada perang Khaibar dan An Nadhir Rasulullah menunggang keledai yang memakai pelana yang diikat dengan tali yang terbuat dari serabut.

Setiap naik kendaraan, Rasulullah tidak pernah lupa untuk mengucapkan doa. Dalam buku Al Wafa Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad karya Ibnul Jauzi menyebutkan Ali bin Rabi'ah berkata. "Aku melihat Rasulullah jika mendatangi seekor hewan tunggangan untuk mengendarainya, maka ketika liau telah meletakkan kakinya di atas kaitan pelananya, beliau membaca basmalah."  

Dan ketika Rasulullah sudah berada di atasnya, beliau pun membaca doa berikut: 

سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

Subhanalladzi sakhhara lana hadza wa ma kunna lahu muqrinin wa inna ila rabbina lamunqalibun 

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memudahkan bagi kami ini semua yang sebelumnya kami tidak dapat menundukkannya, dan kami pasti akan kembali kepada Rabb kami,".

Beliau kemudian memuji Allah sebanyak tiga kali, juga bertakbir sebanyak tiga kali. Lalu beliau berdoa: 

رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي

Rabbi inni dhalamtu nafsi faghfirli 

“Sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku." 

 

 

 

  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement