Jumat 14 Feb 2020 10:06 WIB

Kisah-Kisah Pengaruh Alquran Terhadap Jiwa Manusia (1)

Pengaruh Alquran terhadap jiwa manusia tak bisa disangkal.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Kisah-Kisah Pengaruh Alquran Terhadap Jiwa Manusia (1). Foto Ilustrasi: Sebuah mushaf Alquran di Nangaman.
Foto: Uttiek M Panji Astuti
Kisah-Kisah Pengaruh Alquran Terhadap Jiwa Manusia (1). Foto Ilustrasi: Sebuah mushaf Alquran di Nangaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengaruh Alquran terhadap jiwa manusia tak bisa disangkal, baik secara maknawi hingga kata-kata yang termaktub di dalamnya. Pengaruh Alquran terhadap jiwa manusia ini salah satunya ditunjukkan Allah melalui kisah Umar bin Khattab.

Sebelum memeluk Islam, Sayyidina Umar bin Khattab dikenal sebagai pemuka Quraisy yang garang dan sangat menentang dakwah Nabi Muhammad SAW. Dalam buku Mukjizat Alquran karya Prof Quraish Shihab disebutkan, Sayyidina Umar pernah keluar dari rumahnya bermaksud membunuh Rasulullah SAW.

Baca Juga

Tujuannya itu lantaran Rasulullah dianggap sebagai orang yang telah memecah-belah masyarakat, serta telah merendahkan sesembahan leluhur. Maka dalam perjalannya menemui Rasulullah, beliau bertemu dengan seorang yang menanyakan tujuannya.

Orang itu kemudian berkata: “Tidak usah Muhammad yang kau bunuh, adikmu (Fatimah) yang telah mengikutinya (masuk Islam), yang lebih wajar engkau urus,”. Mendengar itu, Sayyidina Umar pun menemui adiknya yang saat itu tengah bersama suaminya membaca lembaran-lembaran ayat Alquran.

Melihat itu, seketika Sayyidina Umar menampar adiknya hingga Fatimah bercucuran darah. Kemudian dimintanya lembaran itu dan dibacanya. Lembaran ayat-ayat Alquran itu merupakan Surah Thaha ayat 1-6.

{طه (١) مَا أَنزلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (٢) إِلا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (٣) تَنزيلا مِمَّنْ خَلَقَ الأرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلا (٤) الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (٥) لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى(٦)

Yang artinya: “Kami tidak menurunkan kepadamu Alquran supaya kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah. Yaitu (Alquran) yang diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Tuhan Yang Mahapemurah, yang bersemayam di atas arsy. MilikNya semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi dan apa yang ada di antara keduanya serta semua yang di bawah tanah."

Usai membaca ayat-ayat tersebut, bergetar jiwa Sayyidina Umar kemudian beliau bergegas menemui Nabi, namun kini bukanlah untuk membunuh Rasulullah. Begitu Sayyidina Umar bertemu Rasulullah, Rasulullah SAW menarik dengan keras ikat pinggang Sayyidina Umar sambil bersabda:

“Apa maksud kedatanganmu, wahai putra al-Khattab? Saya duga kamu tidak akan berhenti sampai Allah menurunkan siksaNya kepadamu.”

Sayyidina Umar pun menjawab: “Wahai Rasulullah, aku datang untuk percaya kepada Allah dan RasulNya, serta apa yang disampaikan dari Allah."

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement