Sabtu 25 Jan 2020 17:00 WIB

Debat Muslim VS Nasionalis India Soal Pengeras Suara Masjid

Politisi Nasionalis India mengecam keras tentang pengeras suara masjid.

Rep: Febryan A/ Red: Nashih Nashrullah
Politisi Nasionalis India mengecam keras tentang pengeras suara masjid. Pengeras Suara Masjid (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Politisi Nasionalis India mengecam keras tentang pengeras suara masjid. Pengeras Suara Masjid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AURANGABAD – Pemimpin Maharashtra Navnirman Sena (MNS), partai nasionalis sayap kanan India, Raj Thackeray, mempermasalahkan penggunaan pengeras suara di masjid-masjid di India dalam pidatonya pada Kamis (23/1) lalu.  

Sehari berselang, anggota parlemen dari Partai All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen (AIMIM), Imtiaz Jaleel, menyerang balik Thackeray. 

Baca Juga

Jaleel mengaku heran mengapa Thackeray baru sekarang terganggu dengan pengeras suara masjid, sedangkan masjid sudah menggunakannya sejak lama.

"Mengapa Raj Thackeray tidak memperhatikan pengeras suara ini dalam empat dekade terakhir. Jika dia ingin menghapus pengeras suara, dia harus pergi ke pengadilan atau mendekati pemerintah," kata Jaleel sebagaimana dikutip Indian Express, Jumat (24/1).

Terlebih, kata Jaleel, Raj Thackeray telah aktif dalam politik sejak lama. Tapi dia baru mengomplain soal pengeras suara masjid itu sekarang.  

Jaleel juga mempertanyakan perubahan sikap partai MNS di bawah kepemimpinan Raj Thackeray.

Sebab, MNS bersama Thackeray sekitar empat bulan lalu masih jadi pengkritik keras Perdana Menteri Narendra Mondi dan partainya BJP. 

Namun, sekarang MNS malah mendukung undang-undang kewarganegaraan baru India yang diskriminatif terhadap Muslim yang diusung Mondi.

UU Kewarganegaraan India hasil amandemen mengizinkan migran pemeluk Hindu, Sikh, Kristen, Jain, Parsis, dan Buddha untuk mengajukan permohonan sebagai warga negara. 

Namun tidak untuk umat Islam. UU ini dipandang dirancang untuk mengusir migran Muslim yang masuk ke India. 

Perubahan sikap partai MNS itu benar-benar drastis. Bahkan MNS dilaporkan akan mengadakan unjuk rasa pada 9 Februari mendatang untuk mendorong pengusiran migran ilegal dari Pakistan dan Bangladesh (dua negara dengan mayoritas Muslim). 

Partai AIMIM memandang upaya MNS itu hanya akan dianggap publik sebagai hiburan semata. Sebab, mereka tak akan bisa mengonversi aksi massa itu menjadi suara politik.  

Jaleel juga mengatakan bahwa AIMIM tidak takut pada siapa pun atau pihak mana pun. Namun, dia juga mengaku tidak akan mengajukan keluhan terhadap Thackeray atas pernyataannya ihwal pengeras suara masjid.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement