Senin 13 Jan 2020 14:31 WIB

YBM PLN Luncurkan 'Gerakan Pendidikan Pesisir Bermartabat'

Program itu menggandeng Niat Baik Sinergi (NBS) Foundation.

Talk show dan peluncuran “Gerakan Pendidikan Pesisir Bermartabat”.
Foto: Dok YBM PLN
Talk show dan peluncuran “Gerakan Pendidikan Pesisir Bermartabat”.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niat Baik Sinergi (NBS) Foundation bersama Yayasan Baitul Maal Perusahaan Listrik Negara (YBM PLN) menyelenggarakan acara talk show dan peluncuran “Gerakan Pendidikan Pesisir Bermartabat”, di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (9/1).  Kegiatan ini di hadiri oleh tokoh pendidikan pesisir dan mahasiswa Jabodetabek.

Talk Show dan launching “Gerakan Pendidikan Pesisir Bermartabat” menampilkan empat  pembicara. Mereka adalah:  Halwani selaku CEO NBS Foundation, Salman Al Farisi selaku deputi Direktur YBM PLN, Karto Nuryana - tokoh pendidikan pesisir – kepala sekolah DTA Baiturrohman Karawang, dan Rizkison selaku founder Taman Baca Smooth. 

Dalam acara tersebut Halwani memperkenalkan NBS Foundation yang merupakan lembaga yang fokus pada pemberdayaan pesisir. 

“Niat Baik Sinergi Foundation adalah lembaga yang fokus pada pemberdayaan masyarakat pesisir. Sebagaimana kita ketahui bahwa 25 persen  angka kemiskinan nasional berada di pesisir Indonesia,” papar Halwani seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

 

Halwani juga mengajak semua pihak untuk menjadikan daerah pesisir sebagai objek prioritas bantuan pendidikan. “Kita perlu mendesain solusi bersama agar bisa diimplementasikan dalam sebuah gerakan sinergis untuk menjawab tantangan pendidikan di pesisir,” ujarnya.

Salman Al-Farisi sebagai deputi Direktur YBM PLN menjelaskan tujuan YBM PLN  berkolaborasi dengan NBS Foundation untuk memberdayakan pesisir Indonesia,

“Kami sebagai lembaga pengelola zakat, infak, wakaf, dan sedekah dari karyawan PLN ingin memperluas dampak program-program pemberdayaan pesisir yang sudah kami jalankan sebelumnya. Kami sadar bahwa sebuah program ukuran keberhasilannya bukan hanya sekedar tersalurkan, tapi bagaimana bisa menjadi stimulus untuk melibatkan berbagai pihak agar berkontribusi. Maka dari dari itu,  kita menginisiasi sebuah gerakan, dalam wujud gerakan pesisir bermartabat,” jelas Salman.

Dalam acara ini, juga  hadir tokoh pejuang pendidikan pesisir, Karto Nuryana. Ia menceritakan  bagaimana kondisi pendidikan di desanya dan apa saja yang telah ia lakukan. 

“Sudah lima tahun, madrasah DTA Baiturrohman di Dusun Praubosok, Desa Muara Baru, Kabupaten Karwang, tidak memiliki ruang belajar sendiri. Murid-murid selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kadang belajar di rumah saya, kadang menumpang di gedung sekolah SD, itu pun kalau dipinjamkan,” cerita Karto.

Ia menyebutkan, madrasah tersebut menampung anak-anak nelayan. Banyak diantara mereka merupakan anak yatim dan dhuafa. “Banyak Anak-anak nelayan yang tidak mau melanjutkan sekolah karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.  Mereka lebih memilih melaut dan kerja serabutan hanya untuk sesuap nasi,” ungka Karto.

Ia  bersama empat orang guru lainnya pantang menyerah untuk tetap mengajar dengan kondisi seadanya.

Potret pendidikan di Kampung Nelayan Praubosok, Karawang, hanya salah satu dari gambaran nasional tentang problematika pendidikan di pesisir Indonesia. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa 25 persen  penyumbang angka kemiskinan nasional ada di pesisir. Salah satu penyebab utamanya adalah keterbelakangan pendidikan.

Rizkison selaku founder Taman Baca Smooth menjelaskan bahwa seharusnya potensi maritim yang kaya tidak menjadikan daerah pesisir Indonesia tertinggal, asalkan bisa dikelola dengan baik. “Salah satu solusinya adalah dengan membiasakan anak-anak membaca dan membentuk kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat,” paparnya.

Sebagai salah satu langkah kongkret, NBS Foundation dan YBM PLN bekerjsama untuk memajukan pendidikan pesisir dengan memberikan bantuan berupa pembangunan gedung sekolah di Karawang. “Kami juga sepakat mendirikan tujuh  perpustakaan pesisir yang tersebar daerah di Karawang, Madura, dan Pulau Seribu,” ungkap Salman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement