Rabu 15 Jan 2020 19:20 WIB

5 Masjid Saudi Kembali Aktif, Termasuk Masjid Sahabat Rasul

Arab Saudi menjalankan proyek renovasi masjid-masjid bersejarah.

Rep: MgRol 127/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid Jarir al-Bajali salah satu masjid yang direnovasi Saudi, bekas masjid yang dibangun sahabat Rasulullah SAW.
Foto: Dok Istimewa
Masjid Jarir al-Bajali salah satu masjid yang direnovasi Saudi, bekas masjid yang dibangun sahabat Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH—Lima masjid bersejarah Saudi kembali dibuka setelah direnovasi dan berhenti digunakan sejak enam dekade lalu.  

Dilansir dari Arab News, pelestarian bangunan masjid di Makkah dan Al-Baha telah selesai dari tahap pertama yang masuk Proyek Mohammed bin Salman untuk Renovasi Masjid Bersejarah. 

Baca Juga

Di bawah inisiatif ini, Putra Mahkota hendak merevitalisasi 130 masjid di seluruh Kerajaan menggunakan perusahaan Saudi yang berspesialisasi dalam bangunan bersejarah.  

Masjid Jarir al-Bajali dan Suleiman di Taif, bersama dengan Masjid al-Malad, al-Atawilah, dan al-Dhafir di al-Baha adalah yang masjid terbaru yang dibuka kembali untuk para jamaah.  

Salah satu masjid yang direnovasi ialah Masjid Jarir al-Bajali. Masjid ini didirikan di era sahabat Nabi Muhammad, Jarir bin Abdullah al-Bajali dan merupakan salah satu tempat ibadah tertua dari di wilayah Makkah. 

Masjid ini dibangun seluas 350 meter persegi dengan gaya arsitektur Al-Sarat yang menggunakan batu tidak beraturan dan langit-langit yang terbuat dari kayu juniper dan beton.  

Di samping untuk ceramah dan khutbah, masjid ini sering digunakan untuk ruang pertemuan dalam melakukan pekerjaan kehakiman, mengeluarkan fatwa, menyelesaikan kontrak pernikahan, dan menyelesaikan perselisihan.

Adapun Masjid Suleiman Taif yang menjadi landmark penting di kawasan ini. Masjid yang berdiri di tanah seluas 390 meter persegi ini menjadi sejarah penting Nabi Muhammas SAW ketika kembali dari mengunjungi pamannya di Bani Saad. Beliau SAW membuat teman-temannya berdiri di situs masjid dan mengatakan Nabi Suleiman telah berkemah. 

Masjid menjadi mercusuar pendidikan di wilayah tersebut. Tetapi, kemudian ditinggalkan dan jatuh ke dalam keadaan terbengkalai.

Dari tiga masjid yang direnovasi di al-Baha, al-Malad dapat menampung hanya 34 jamaah. Terletak di Desa al-Malad yang merupakan salah satu benteng al-Baha dalam desainnya. Desa ini memiliki dua benteng yang berdekatan dengan signifikansi arsitektur.  

Menjadi satu-satunya masjid di desa itu, al-Malad menjadi pusat budaya dan pendidikan bagi penduduk setempat tempat mereka belajar menulis, mempelajari Alquran, dan menghadiri pelajaran dan ceramah. Ini juga berfungsi sebagai titik pertemuan sosial yang penting bagi penduduk desa. 

Tak hanya itu, adapun Masjid al-Atawilah yang lebih besar dapat menampung hingga 130 jamaah dan mencakup area seluas 327 meter persegi. Kota ini dikenal dengan bangunan-bangunan peninggalannya, seperti benteng al-Othman, Damas, dan al-Mashikha.

Al-Atawilah dibangun dengan gaya al-Sarat dan menjadi satu-satunya masjid di kota itu untuk menjadi tempat shalat Jumat. 

Terakhir, ada Masjid Al-Dhafir yang berdiri di tanah seluas 245 meter persegi dan dapat menampung 88 jamaah. Masjid itu juga menjadi pusat pendidikan dan tempat pertemuan bagi orang-orang dari kota dan desa-desa tetangga.  

Masjid yang baru dibuka di Makkah dan Al-Baha ini tersebar menjadi 30 masjid di 10 wilayah Saudi yang direnovasi dengan biaya lebih dari 13 juta dolar AS selama 423 hari dalam fase pertama proyek Putra Mahkota.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement