Sabtu 18 Jan 2020 07:22 WIB

Pemuda Perlu Hadirkan Dakwah yang Kreatif dan Kolaboratif

Di era digital, dai muda dituntut menghadirkan konten yang kreatif dan inovatif.

Marwan Mujahidin, Arief Rosyid Hasan, dan Imam Nawawi (dari kiri ke kanan).
Foto: Dok Syabab Hidayatullah
Marwan Mujahidin, Arief Rosyid Hasan, dan Imam Nawawi (dari kiri ke kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Syabab Hidatatullah – organisasi sayap pemuda ormas Hidayatullah – menggelar Musyawarah Nasional (Munas) VII di Jakarta, 17-20 Januari 2020.

Munas Syabab Hidayatullah VII mengakhiri hari pertama musyawarah, Jumat (17/1)  malam dengan sesi diskusi perihal tanggung  jawab kebangsaan milenial yang disampaikan oleh Direktur Merial Institute,  Arief Rosyid Hasan dan tantangan dai muda di era digital bersama Direktur Utama Laznas BMH,  Marwan Mujahidin pada Jumat.

“Melihat problematika bangsa dan tantangan berupa bonus demografi yang sedang berlangsung di negeri ini, pemuda Islam harus membuka pikiran bahwa jalan terbaik mengatasi itu semua bahkan banyak hal strategis lain adalah melalui kolaborasi,” kata Arief Rosyid Hasan di hadapan ratusan peserta Munas Syabab Hidayatullah VII.

Menurutnya, Indonesia sejauh ini selalu tertinggal lima  sampai 10 tahun dari negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa. 

“Ini menandakan bahwa bangsa kita harus melakukan akselerasi untuk mengejar ketertinggalan. Ini saatnya kita bangun kolaborasi, layani generasi,” imbuhnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Sementara itu Marwan Mujahidin menjelaskan,  dai muda di era digital dituntut untuk mampu menjadikan era digital sebagai sarana dakwah yang efektif. Untuk itu, mereka dituntut kemampuan menghadirkan konten yang kreatif dan inovatif.

“Era digital ini kita dituntut untuk mampu berpikir kreatif, inovatif, dan akseleratif. Karena semua serba cepat dan banyak pihak yang ingin memanfaatkannya, maka dai muda harus mampu melakukan hal itu. Karena tantangan digital secara prinsip memang ada pada ide baru,” jelasnya.

Sesi yang dimoderatori Sekjen Syabab Hidayatullah Imam Nawawi itu menyimpulkan,  kini bangsa Indonesia bahkan dunia memasuki era kolaboratif. Kondisi ini  menuntut kecepatan, kecermatan, dan kreativitas tinggi dalam dakwah dan bahu-membahu ikut serta mensolusikan permasalahan bangsa dan negara.

"Jangan ada pikiran bahwa diri kita, organisasi kita, dan teman kita saja yang baik dan bisa diajak kerjasama dalam dakwah. Tapi semua unsur pemuda, baik pada tataran organisasi, komunitas, bahkan individu harus ajak kita kolaborasi demi pencerahan bangsa dan negara melalui gerakan dakwah dan tarbiyah," tutup Imam Nawawi.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement