Rabu 15 Jan 2020 16:02 WIB

Dakwah 'Sosmediyah' Soal Moderasi Beragama Masih Sedikit

Dakwah yang memuat moderasi beragama perlu dimasifkan di media sosial.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Dakwah 'Sosmediyah' Soal Moderasi Beragama Masih Sedikit. Foto: Dakwah digital (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Dakwah 'Sosmediyah' Soal Moderasi Beragama Masih Sedikit. Foto: Dakwah digital (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof Abdurrahman Mas'ud Kaban menuturkan Kongres Umat Islam VII 2020 perlu memberi perhatian secara khusus pada media sosial. Menurut dia, dakwah yang memuat moderasi beragama perlu dimasifkan di media sosial.

"Dakwah sosmediyah seperti ini masih sangat kecil di kita. Kita masih kalah dengan hal-hal yang bersifat radikal," tutur dia usai menghadiri Focus Group Discussion bertajuk 'Arah Baru Kehidupan Keagamaan Umat Islam Indonesia', di kantor MUI, Jakarta, Rabu (15/1).

Baca Juga

"Misalnya situs-situs atau jaringan-jaringan yang bisa diakses itu lebih banyak yang radikal. Maka ini perlu disuarakan bersama untuk lebih dikonkretkan lagi," kata dia menambahkan.

Mas'ud menilai, generasi muda yang saat ini menjadi mayoritas harus menjadi pelaku utama dan juga target. "Ini perlu, dan enggak bisa dilakukan oleh NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah saja, kita ini hanya sebagai pendorong untuk lahirnya generasi Islam yang santun dan toleran," ujarnya.

 

Menurut Mas'ud, perlu dibuat agenda dakwah digital terutama bagi kalangan milenial-muda yang menjadi bagian terbesar penduduk Indonesia saat ini. "Gunakan bahasa mereka. Khaatibinnaas bi qadri uquulihim, misalnya melalui medsos itu," paparnya.

Beragama dengan ilmu, lanjut Mas'ud, pun harus menjadi habit atau style. Majelis taklim untuk orang tua atau dewasa dan pengajian anak harus digalakkan. Para ustaz dan guru ngaji harus tersebar secara merata hingga ke semua lapisan kalangan.

"Termasuk juga kelas atas seperti artis. Kolaborasikan dengan pemerintah atau Kementerian Agama dalam penyediaan guru atau ustaz penyuluh agama yang dibutuhkan," jelasnya.

Menurut Mas'ud, isu yang perlu dikedepankan adalah pengembangan ekonomi umat, yakni isu yang lintas ormas dan jauh dari perdebatan furu'iyah (persoalan yang bersifat cabang, bukan prinsip) dan tendensi politis.

Kongres Umat Islam juga perlu menyuarakan tentang pengarusutamaan kebhinekaan dan moderasi beragama. "Gelorakan kembali konsep ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basariyah," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement