Sabtu 18 Jan 2020 07:25 WIB

Simak Bagaimana Rasulullah SAW Menjaga Penampilan Beliau

Rasulullah SAW menjaga penampilan agar mempermudah penetrasi dakwah.

Rep: MgRol 127/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW menjaga penampilan agar mempermudah penetrasi dakwah. Foto mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)
Rasulullah SAW menjaga penampilan agar mempermudah penetrasi dakwah. Foto mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Siapa bilang Islam tidak memperhatikan penampilan? Islam sangat peduli dengan penampilan sebagai sarana untuk berdakwah. 

Hal yang sama juga ternyata diteladankan Rasulullah SAW. Menarik perhatian menjadi bagian terpenting untuk bisa menebarkan kebaikan dengan mudahnya.  

Baca Juga

Berikut cara menarik perhatian ala Nabi SAW yang dirangkum dari buku Super Murabbi karya Solikhin Abu Izzuddin:  

1. Daya tarik fisik 

Menurut hadis muttafaq’alaih, Rasulullah SAW adalah manusia yang paling bagus wajahnya dan paling ideal posturnya. Beliau tidak terlalu pendek pun tidak terlalu tinggi. Sementara menurut hadis riwayat Muslim, Nabi SAW memiliki kulit yang bersih dan tampan serta memiliki wajah bulat telur dan bercahaya bagaikan matahari dan bulan.  

“Bertubuh sedang dan bahu yang bidang, berjanggut lebat, ada semburat merah merona pada diri beliau, rambutnya terjurai hingga kedua telinganya. Pernah aku melihat beliau memakai pakaian merah dan tidak pernah kulihat manusia sebagus beliau.” (HR  Bukhari) 

Dilihat dari hadis-hadis di atas, artinya penampilan daya tarik fisik menjadi hal penting yang harus diperhatikan sebelum berdakwah dan menemui masyarakat. Berbagai cara pun bisa dilakukan dengan cara merapikan pakaian, rambut, hingga merawat wajahnya agar bersih dan terawat.  

2. Senyum dan tawa 

Menjadi seorang pendakwah dan pemimpin seperti Rasulullah SAW tentu haruslah menjadi pribadi yang ramah. Murah senyum bagi seorang figur dapat berpengaruh untuk audiens dan target dakwah yang dituju.   

“Rasulullah SAW tidak pernah mengumbar tawa, melainkan hanya tersenyum.” (HR. At Tirmidzi) 

Artinya, dalam menjadi sosok teladan, Rasulullah Saw tidak perlu menjadikan dirinya yang mudah tertawa hingga terbahak-bahak. Dia cukup memberikan lekukan senyumnya untuk menarik perhatian sahabat dan umatnya.   

Jadi, alangkah lebih baiknya menjadi seorang figur terkemuka, apalagi pemimpin, harus bisa menunjukkan sikap ramah dan murah senyum kepada sesama.  

3. Karisma

Bicara tentang karisma, tentu hal ini bisa menjadi daya tarik seseorang dengan orang lain. Karisma terbentuk dari karakter dan kepribadian seseorang. 

Bahkan, dalam sebuah cerita Muhammad Jamil Zianu (1995:9—10) dalam buku Super Murabbi, yang menceritakan karisma dari Nabi SAW. 

Ummu Ma’bad melihat seorang laki-laki yang wajahnya berseri dan bercahaya. Kulitnya bersih, badannya tidak kurus dan tidak gemuk, bulu matanya lentik, bola matanya hitam, dan alis matanya panjang bertautan.  

Jika diam, karismanya begitu keluar. Jika berbicara, Nabi SAW tampak agung dan santun. Ucapannya menyejukkan hati dan perkatannya jelas bahkan tidak bertele-tele. Hal karismatik itulah yang membuat sahabat. Nabi begitu khusyuk ketika mendengarkan lawan bicaranya sedang berbicara. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement