Ahad 05 Jan 2020 04:10 WIB

Muslim Birmingham Sediakan Tempat untuk Tunawisma

Kematian tunawisma di Birmingham saat musim dingin tertinggi di Inggris.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Birmingham sediakan tempat untuk tunawisma selama musim dingin.
Foto: Birmingham Mail
Muslim Birmingham sediakan tempat untuk tunawisma selama musim dingin.

REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Komunitas Muslim di kota Birmingham, Inggris menyediakan tempat tidur bagi komunitas tunawisma di kota tersebut selama beberapa bulan di musim dingin. Mulai 6 Januari nanti, para tunawisma dapat tidur dengan aman di lokasi bermalam yang disediakan untuk pertama kalinya oleh komunitas Muslim tersebut.

Tempat bermalam atau shelter tersebut disediakan oleh Masjid Green Lane dan Pusat Komunitas (GLMCC), Muslim Aid, dan the As-Suffa Institute. Mereka telah mengumpulkan sumber daya, penggalangan dana, dan keahlian mereka untuk mengatasi masalah tunawisma di kota tersebut.

Baca Juga

Shelter bermalam bernama As-Suffa di Lionel Street dekat Pusat Kota itu menyediakan kasur, tempat tidur (matras) udara, dan selimut. Sejumlah besar sukarelawan dari masjid-masjid kota akan menghabiskan waktu untuk mengelola unit penginapan yang berlokasi di Lionel Street tersebut. Setidaknya ada hingga 25 orang yang akan mengelola shelter hingga Maret mendatang.

Kamran Hussain, dari GLMCC di Small Heath, mengatakan masalah tunawisma meningkat di Midlands dan Inggris. Bahkan, menurutnya, mereka kini mencapai tingkat krisis dengan adanya orang-orang yang sekarat di jalanan.

"Adalah penting kelompok agama dan komunitas melakukan bagian mereka membantu mereka yang membutuhkan. Sebagai lembaga agama Islam, kita dituntut memperhatikan orang miskin dan kurang beruntung," kata Hussain, dilansir di Birmingham Mail, Sabtu (4/1).

Banyak organisasi yang tidak memiliki kapasitas menjalankan proyek sebesar ini. Proyek seperti ini membutuhkan keuangan, basis sukarelawan yang besar, dan banyak organisasi serta koordinasi.

Namun dengan bekerja sama, kata Hussain, mereka bisa mengatasi kesulitan dengan menjalankan proyek seperti itu dalam satu organisasi. Dengan menampung para tunawisma, mereka akan menciptakan ruang yang aman  dan memberi mereka sedikit kelegaan dari kehidupan yang keras.

"Kami juga akan memiliki orang-orang yang bekerja dengan para tunawisma, untuk memberikan saran tentang bagaimana mereka bisa keluar dari jalanan," ujarnya.

Hussain mengatakan para pengguna shelter itu akan diberikan bantuan yang dibutuhkan agar mereka bisa keluar dari jalanan. Dia berharap sejumlah tunawisma memiliki akomodasi permanen. Menurutnya, banyak tunawisma yang kesulitan menentukan arah melalui sistem tunjangan untuk mendapatkan akses ke bantuan keuangan atau perumahan.

"Tahun lalu, melalui proyek kami di Green Lane, kami berhasil menempatkan sekitar 10 orang ke dalam perumahan, yang merupakan pencapaian besar," ujarnya.

Masalah tunawisma di Birmingham telah menarik perhatian. Pada 2018, setidaknya 23 orang tunawisma meninggal di kota tersebut. Angka itu merupakan tertinggi di Inggris dan meningkat dari 18 kematian dari tahun sebelumnya.

Shelter As-Suffa hadir untuk meringankan beban para tunawisma ini. As-Suffa telah membuka dapur sup empat hari sejak 2012. As-Suffa juga menjadi tempat penampungan bermalam selama cuaca dingin sejak 2016.

Perhatian yang ditunjukkan Muslim di Birmingham ini telah ditegaskan oleh Kepala Program Inggris Muslim Aid, Altaf Kazi. Ia mengatakan, Tuhan mengingatkan manusia berulang kali untuk memberi makan dan merawat yang miskin dan membutuhkan. Sebagai Muslim, mereka harus memenuhi kewajiban tersebut.

"Nabi Muhammad SAW mengatakan, 'Dia bukan orang yang beriman yang perutnya penuh sementara tetangga di sisinya kelaparan'," kata Kazi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement