Senin 13 Jan 2020 13:07 WIB

Cara Allah Menyiapkan Nabi Muhammad Menjadi Rasul

Muhammad lahir sebagai yatim agar tidak anggapan ia menggunakan pengaruh ayahnya.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Cara Allah Menyiapkan Nabi Muhammad Menjadi Rasul.
Foto: Infografis Republika
Cara Allah Menyiapkan Nabi Muhammad Menjadi Rasul.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW dipersiapkan oleh Allah SWT secara penuh untuk menerima misi kerasulan melalui wahyu. Muhammad tumbuh dengan penuh kesiapan melalui berbagai perjalanan hidupnya.

Allah mengangkat Rasul dari jenis manusia agar manusia mampu menerima sistem ajaran yang disampaikannya. Allah juga mengutus Rasul dari kaumnya sendiri agar ia dikenal dari segi budi pekerti dan amanahnya.

Baca Juga

Lantas, bagaimana cara Allah menyiapkan Muhammad untuk menjadi seorang Rasul?

Mutawalli Al-Sya'rawi dalam bukunya yang berjudul Kedudukan Muhammad Saw Sebagai Rahmatan Lil Alamin Pilihan Allah SWT mengatakan Allah menjadikan Muhammad pilihan terbaik di antara manusia pilihan. Sebelum diangkat menjadi Rasul, Muhammad telah disiapkan baik secara mental maupun fisik.

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah SWTmenciptakan segala makhluk, maka dari sekian makhluk itu Dia memilih anak cucu Adam. Lalu Dia memilih dari anak cucu Adam itu bangsa Arab. Lalu Dia memilih dari bangsa Arab itu suku Mudlar. Lalu Dia memilih dari suku Mudlar itu suku Quraisy. Lalu dia memilih dari suku Quraisy itu bani Hasyim. Lalu dia memilih aku dari bani Hasyim. Maka aku adalah pilihan terbaik di antara manusia pilihan. Oleh karena itu, siapa saja yang mencintai bangsa Arab lantaran cinta kepadaku, maka aku mencintainya. Dan siapa saja yang membenci bangsa Arab lantaran benci kepadaku, maka aku membencinya." (HR. Al-Baihaqi dalam Dalailun-Nubuwah dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dari Ibnu Umar).

Muhammad lahir sebagai yatim agar tidak anggapan ia menggunakan pengaruh dan kedudukan ayahnya. Allah juga menghendakinya tidak bisa baca tulis (Ummi) agar tidak ada tuduhan ia mengambil ajaran dari peradaban umat manusia.

Oleh karena itu, Allah menakdirkannya sebagai manusia yang ummi, artinya orang yang suci sebagaimana saat ia baru lahir dari rahim ibunya yang tidak pernah mendapat ilmu dari sesama manusia. Dengan demikian, Allah-lah yang mengajar Muhammad secara langsung.

Sejak kecil, Muhammad juga terpelihara dari dosa. Mukjizat juga datang silih berganti. Pada saat di bawah asuhan wanita yang menyusuinya, Halimah al-Sa'diyah, Muhammad kecil pernah mengalami peristiwa yang mecengangkan.

Suatu ketika, saat Muhammad tengah bermain di pelosok desa bersama Abdullah ibn Harits, saudara sesusu Nabi, ia tiba-tiba dihampiri dua lelaki berpakaian putih yang merupakan malaikat yang kemudian membawanya dan membelah perut dan dadanya untuk mengeluarkan dari hatinya sesuatu yang mirip dengan segumpal daging berwarna hitam. Kemudian mereka mencucinya dengan cairan mirip salju.

Dengan demikian, Allah sudah membersihkan hati Muhammad sejak kecil. Ketika masih kanak-kanak, sikapnya yang bijak sudah terpancar dan membuat teman-temannya senang terhadapnya. Di antara kaumnya, Muhamad adalah orang yang paling ksatria, paling santun, dan paling jujur ucapan dan perbuatannya.

Muhammad juga mengembala kambing, yang membuatnya memiliki kepribadian yang sabar, santun, dan peduli. Allah juga menghendaki Muhammad menikah dengan Siti Khadijah yang dapat memberikan kasih sayang dan meringankan bebannya. Khadijah merupakan wanita terkaya di zamannya dan paling tinggi kedudukannya.

Sebelum diutus menjadi Rasul, Muhammad juga kerap melakukan renungan di dalam Gua Hira. Di sana, beliau merenungkan tentang alam dan melakukan komunikasi dengan Tuhannya. Di Gua Hira yang jauh dari kegaduhan duniawi, Muhammad mendapat kejernihan pikiran yang membuatnya tegar saat menerima wahyu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement