Senin 13 Jan 2020 05:00 WIB

Traveller Rosie Gabrielle Bersyahadat: Ini Hadiah Tuhan

Traveler Rosie Gabrielle bersyahadat setelah banyak kunjungi negara Islam.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan / Red: Nashih Nashrullah
Traveler Rosie Gabrielle bersyahadat setelah singgah di sejumlah negara Islam dan terpesona dengan tradisinya.
Foto: Dok Istimewa
Traveler Rosie Gabrielle bersyahadat setelah singgah di sejumlah negara Islam dan terpesona dengan tradisinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Travel Blogger Rosie Gabrielle kerap kali mengunjungi negara Muslim di seluruh dunia dengan sepeda motornya. Dengan alasan tersebut, dia merasa menjadi dekat dengan Islam, hingga akhirnya dia menyatakan menjadi Muslimah ketika mengunjungi Pakistan pada Desember 2019 lalu.  

“Tahun lalu adalah salah satu tahun yang paling sulit dalam hidup saya, dan semua tantangan hidup telah membawa saya ke titik ini sekarang. Dari seorang anak kecil, saya selalu memiliki hubungan yang unik dengan penciptaan dan hubungan khusus dengan Tuhan,” tulis dia dalam foto di sosial medianya seperti dilansir Pakistantoday, Jumat (10/1).  

Baca Juga

Dalam fotonya yang menunjukkan sedang memegang salinan Alquran itu, dia menambahkan, jalan panjang yang dilaluinya selama ini adalah hadiah dari Allah untuk lebih mengenal rasa sakit hingga amarah. 

“Saya selalu memohon pada Tuhan, mengapa saya? Sampai akhirnya saya sampai pada kesimpulan ini, bahwa semua itu dimaksudkan sebagai hadiah,” tambah Gabrielle.

Dia mengungkapkan, agama yang sebelumnya, telah dia tinggalkan empat tahun lalu. Sebab, dia mengaku tak pernah merasa dekat dengan apa yang dia bawa dan persiapkan. 

photo
Traveler Rosie Gabrielle kini serius mendalami ajaran Islam. Foto Istimewa

Tak hanya itu, dia juga mengatakan, perjalanan yang ditempuhnya untuk menjadi mualaf merupakan upaya pencarian diri dan rasa ingin tahu yang tumbuh semakin kuat.  “Sekarang tidak lagi ditentukan rasa takut, saya dapat sepenuhnya menjelajahi jalan yang lurus ini,” kata dia.

Gabrielle juga menyatakan keinginan kuatnya untuk merasa bebas. Terlebih, seiring waktu berlalu dia juga semakin banyak mengalami hal dan menumbuhkan sifat yang membantunya untuk merasa semakin hidup.

“Saya ingin bebas. Bebas dari rasa sakit dan belenggu neraka. Pembebasan dari amarah, luka, dan ketidakselarasan. Saya menginginkan kedamaian di hati saya, pengampunan dan hubungan yang paling mendalam dengan semua,” katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement