Kamis 09 Jan 2020 18:11 WIB

Tafsir Quran dan Hadis Berperan Bangun Nilai Perdamaian

Penyalahgunaan Alquran dan hadis sangat disayangkan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Hafil
 Tafsir Quran dan Hadits Berperan Bangun Nilai Perdamaian. Foto: (ilustrasi) Kitab tafsir al-manar
Foto: tangkapan layar google image
Tafsir Quran dan Hadits Berperan Bangun Nilai Perdamaian. Foto: (ilustrasi) Kitab tafsir al-manar

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Tafsir Alquran dan Hadis memiliki peran penting dalam membangun nilai perdamaian. Nilai ini diharapkan tidak hanya berlaku di Indonesia tapi juga di dunia.

"Saya kira peran tafsir dalam hal ini sangat signifikan sebagai upaya membangun nilai perdamaian sehingga ayat Quran dan Hadis mestinya dibawa muaranya bagaimana dipahami semangat perdamaian, bukan konflik," kata Guru Besar Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga, Profesor Abdul Mustaqim kepada Republika.co.id seusai mengisi materi di Universitas Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur (Jatim), Kamis (9/1).

Baca Juga

Menurut Mustaqim, Alquran dan Hadis bisa menjadi landasan teologis dalam membangun perdamaian dunia. Apalagi, Islam pada dasarnya agama yang penuh cinta dan kedamaian. Hal ini terbukti adanya kurang lebih 54 kata di Alquran yang menjunjung nilai perdamaian.

Selain itu, makna Islam sendiri berarti pesan kedamaian. Lalu ditambah lagi adanya kata As-Salam pada Asmaul Husna yang berarti damai. Mustaqim menilai, hal-hal ini yang sebenarnya menguatkan Islam itu damai.

 

"Itu memberikan makna perdamaian ini sesuatu yang sakral dan harus dirawat dan dijaga dalam kehidupan kita," jelas Pengasuh Pesantren Mahasiswa LSQ (Lingkar Studi al-Qur’an) Ar-Rohmah Yogyakarta ini.

Di sisi lain, Mustaqim tak menampik, terdapat sekelompok yang menyalahgunakan ayat Alquran dan Hadits. Mereka menggunakan ayat untuk membenarkan suatu konflik dan ketegangan. Penyalahgunaan ini tidak hanya diperuntukkan dengan umat lain tapi sesama Muslim juga.

Mustaqim mengaku prihatin menyaksikan fenomena penyalahgunaan ayat Alquran dan Hadits saat ini. Ajaran perdamaian yang diberikan Nabi Muhammad SAW seolah-olah dihilangkan oleh kelompok tertentu. Padahal umat Islam selama ini meyakini Islam sebagai agama perdamaian.

 

Menurut Mustaqim, penafsiran Alquran dan Hadis perlu ditekankan pada pemahaman moderasi. Upaya ini perlu dilakukan agar citra Islam damai kembali mencuat. Tidak ada lagi penilaian negatif terhadap Islam dari kalangan manapun.

Tafsir maqashidi menjadi satu solusi yang ditawarkan Mustaqim terkait penafsiran Alquran dan Hadits. Menurutnya, tafsir ini berarti harus mendekati dan memahami ayat Alquran dan Hadits secara moderat. "Lalu moderat itu artinya apa?" ucap Mustaqim.

Penafsiran moderat berarti tidak terlalu tekstual sehingga memahami makna pasti di dalamnya. Namun juga bukan berarti liberal seolah-olah mengabaikan teks Alquran dan Hadits. Dengan kata lain, penafsirannya harus berada pada posisi netral.

"Jadi berada di tengah-tengah. Teks Alquran dan Hadis tetap dihormati, tapi maksud di balik teks harus dipahami sehingga nanti intinya setiap penafsiran harus mengacu pada ajaran Islam," jelas Mustaqim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement