Jumat 13 Dec 2019 07:33 WIB

Alasan Mengapa Palestina Perlu Dibela

Isarel merebut wilayah Palestina dengan brutal.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Aksi solidaritas di London mendukung rakyat Palestina. Aksi juga dihadiri aktivis Palestina Ahed Tamimi.
Foto:

Para tentara Israel membunuh  dan menyiksa seluruh kaum Palestina, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. Hal ini diperparah dengan terjadinya perang yang berlangsung selama enam hari pada Juni 1967. Dari perang ini, Yerusalem Timur dicaplok Israel dan Masjid Al-Aqsha serta Baitul Maqdis dikuasai dengan manipulasi politik dan perundang-undangan.

Dari sanalah kemudian pemberangusan etnis dan kebangsaan Palestina digencarkan Israel. Yang paling parah, pada 21 Agustus 1969 Masjid Al-Aqsha dibakar Israel. Sejumlah manuskrip serta peninggalan sejarah masjid ludes terbakar.

Hal ini kemudian semakin menimbulkan semangat perjuangan bangsa Palestina, yang apabila diukur dalam segi kekuatan fisik jauh lebih lemah dibanding Israel dan para sekutunya. Kendati demikian, gerakan ini justru melahirkan sebuah gerakan besar pada 1980 dari Palestina untuk membebaskan diri dari penjajahan. Gerakan ini dikenal dengan nama Intifadah I yang berlangsung hingga 1993.

Dalam buku Palestina: Sejarah, Perkembangan, dan Konspirasi karya Muhammad Shaleh Muhsin, gerakan-gerakan perjuangan Palestina juga memunculkan organisasi perjuangan seperti Hamas, Fatah, Palestine Liberation Organisation (PLO). Dalam perjuangannya, bangsa Palestina kerap kali menggaungkan pentingnya Masjid Al-Aqsha bagi umat Muslim di dunia. Simbol kesucian agama ini menjadi semangat melawan kezaliman Israel.

Meski negara-negara di dunia kerap menggaungkan keras-keras tentang HAM, kemerdekaan, serta kebebasan hidup, nyatanya untuk beberapa negara tertentu hal itu hanya menjadi jargon semata. Penjajahan secara vulgar yang dilakukan Israel terhadap Palestina hingga hari ini seolah tak dilihat oleh dunia.

Tak terhitung ratusan bom, rudal, tembakan peluru tentara Israel yang menyasar ke masyarakat Palestina. Tak sedikit dari peluru-peluru itu yang menewaskan anak-anak dan perempuan.

Isu penjajahan Palestina bahkan dianggap kurang seksi dibandingkan kontroversi Presiden Donald Trump ataupun isu perceraian selebritas dunia. Meski begitu, terdapat para tokoh dunia yang bersuara tentang perjuangan bangsa Palestina dalam melawan Israel. Para tokoh ini bukan hanya berasal dari kalangan Muslim, tapi juga non-Muslim seperti pesepak bola dunia Cristiano Ronaldo yang beragama Nasrani dan musisi Yahudi Israel Gilad Atzmon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement