Selasa 10 Dec 2019 23:25 WIB

Praktisi UMKM Trenggalek Apresiasi Program OPOP Jatim

Program OPOP langkahJatim berdayakan pesantren.

[ilustrasi] Sekolompok santri di sebuah pondok pesantren di Jawa Timur.
Foto: EPA/Fully Handoyo
[ilustrasi] Sekolompok santri di sebuah pondok pesantren di Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK— Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mendukung pengembangan ekonomi pesantren berbasis "One Pesantren One Product".

"Memang perlu ada penguatan ekonomi pesantren," kata Ketua Dekranasda Trenggalek Novita Hardini Mochamad saat menjadi salah satu narasumber dalam seminar One Pesantren, One Produk (OPOP) di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Trenggalek, Selasa (12/10).

Baca Juga

Dia menyatakan sangat mendukung upaya penguatan ekonomi pesantren yang sedang digalakkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui program "One Pesantren, One Produk".

Menurutnya, penguatan ekonomi pesantren sangat perlu karena masih banyak dijumpai pondok pesantren, namun mereka sulit menghidupi pesantrennya.

Hal inilah yang melatarbelakangi kenapa Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuat program OPOP dengan harapan ekonomi di pesantren dapat bergerak.

Dia berharap, ke depan tidak ditemui lagi pesantren sulit membiayai pesantrennya, santri bingung pekerjaan ketika sudah keluar pesantren.

Sebagai Ketua Dekranasda, Novita, merasa terpanggil untuk ikut membantu pesantren untuk bisa berkarya dan berdikari sendiri dengan OPOP, dalam satu pesantren minimal harus ada satu produknya.

"Ada kurikulum UMKM dalam pesantren dan pesantren ini juga memproduksi air mineral sendiri yang pemasarannya sudah cukup luas serta memproduksi kapal. Para santrinya yang mengerjakan, santri-santri ini dididik untuk membuat kapal," kata dia. 

Pemkab Trenggalek tengah mengupayakan pemberdayaan ekonomi seluruh masyarakat di Kabupaten Trenggalek yang dimulai dari pesantren-pesantren, sehingga pesantren bisa berdaya secara ekonomi. "Saya juga menekankan mengenai hakikat pesantren, para ulama merupakan warisan para Nabi," ucap Novita.

Pernyataan itu disampaikan Novita, berkaca pada sejarah dan riwayat Nabi Muhammad yang berlatar pedagang.

"Jadi tidak salah bila kita mulai menumbuhkan kembali hal tersebut di pondok pesantren, sehingga para santri tidak lagi menutup mata ilmu di luar agama. Ilmu kehidupan seperti ekonomi juga penting bagi santri untuk mengarungi kehidupan," katanya.

Beruntung saat ini Trenggalek sudah ada program Rumah Perempuan yang di dalamnya juga ada bantuan modal untuk memulai sebuah usaha dibarengi dengan OPOP yang digeliatkan oleh Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa.   

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement