Rabu 11 Dec 2019 14:55 WIB

Tiga Kontroversi Menag Fachrul Razi

Kontroversi terkait dengan isu radikalisme yang menjadi isu pemerintah.

Rep: Fauziah Mursid, Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Agama Fachrul Razi
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Peserta Akis 299. Peserta Aksi 299 unjuk rasa penolakan perpu ormas dan kebangkitan PKI membawa bendera Khilafah di depan Kantor DPR RI dan MPR RI Jakarta, (29/09).

3.  Materi Khilafah dan Jihad

Kementeria Agama sempat melontarkan akan menarik materi khilafah dan jihad dalam pelajaran madrasah. Kementerian Agama melalui surat edaran tertanggal 4 Desember memerintahkan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam mengimplementasikan KMA Nomor 183 Tahun 2019. Salah satunya, seluruh materi ujian di madrasah yang mengandung konten khilafah dan perang atau jihad telah diperintahkan untuk ditarik dan diganti.

Kebijakan itu dilakukan setelah sejumlah soal ujian yang mengandung pertanyaan soal khilafah muncul dalam soal ujian madrasah aliyah di Kediri, Jawa Timur. Penghilangan materi khilafah dan jihad sesuai ketentuan regulasi penilaian yang diatur pada SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3751, Nomor 5162, dan Nomor 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MA, MTs, dan MI. Kementerian Agama (Kemenag) menginginkan materi ujian di madrasah lebih mengedepankan kedamaian, keutuhan, dan toleransi.

Baca juga, Kemenag Melunak Soal Materi Khilafah-Jihad.

Alasannya, materi itu kerap tafsirkan sembarangan oleh pihak-pihak tertentu sehingga bertentangan dengan NKRI.  “(Soal khilafah) di sejarah Islam kan itu ada. Pengalaman lalu, ndak tahu kesalahannya di mana, yang pengajarnya justru yang menyimpang ke mana-mana, mengampanyekan khilafah. Kalau di sejarah Islam, kan pasti ada," ujar Fachrul di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (9/12).

Sikap Kemenag menuai protes karena khilafah dan jihad merupakan bagian dari sejarah Islam. Belakangan Kemenag mengatakan akan tetap memasukkan materi tentang khilafah dan jihad secara terbatas di bagian sejarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement