Sabtu 07 Dec 2019 23:00 WIB

Mukernas Rabithah Soroti Pendidikan Agama dan Pekerti

Pendidikan agama dan pekerti modal pembangunan bangsa.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin (kanan) memukul gong sekaligus membuka acara Mukernas Rabithah Alawiyah disaksikan Ketua Rabithah Alawiyah Habib Zen Bin Umar (kedua kanan), Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad (ketiga kiri), Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid (ketiga kiri), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) di Hotel Crowne, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta (6/12).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin (kanan) memukul gong sekaligus membuka acara Mukernas Rabithah Alawiyah disaksikan Ketua Rabithah Alawiyah Habib Zen Bin Umar (kedua kanan), Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad (ketiga kiri), Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid (ketiga kiri), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) di Hotel Crowne, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zen Bin Smith mengingatkan seluruh elemen bangsa tentang pentingnya pendidikan agama dan budi pekerti. Bila pendidikan ini diabaikan segenap elemen bangsa akan menyaksikan kehancuran akhlak generasi muda bangsa Indonesia.  

Habib Zen mengatakan, di era digital atau yang dikenal dengan sebutan era industri 4.0 segala sesuatu bisa berkembang secara sangat cepat. Sehingga sesuatu yang positif atau negatif dapat dengan cepat berdampak dalam kehidupan.  

Baca Juga

Di era digital, dia menjelaskan, jika generasi muda Indonesia dibekali dengan pendidikan dasar yang baik dan kemajuan keilmuan berjalan seiring dengannya. Maka pasti akan menghasilkan generasi muda yang siap untuk mengisi keutuhan bangsa Indonesia. 

"Tetapi jika pendidikan agama dan budi pekerti ditinggalkan dan tidak dianggap penting (oleh) generasi muda sejak dini, maka tidak perlu waktu yang lama untuk melihat kehancuran akhlak dan masa depan anak-anak kita, generasi muda ini akan tumbuh dengan sifat-sifat yang tidak baik," kata Habib Zen saat pidato pada pembukaan Mukernas Rabithah Alawiyah di Hotel Crowne, Jakarta, Jumat (6/12) malam  

Dia mengatakan, jika pendidikan agama dan budi pekerti diabaikan maka generasi muda akan menjadi pemuja materi, memiliki pola hidup hedonisme, dan sikapnya tidak jujur dalam memegang amanah.

Sehingga di kemudian hari mudah tergelincir untuk melakukan maksiat, berkhianat, korupsi dan melakukan hal-hal yang jauh dari ajaran agama.  

Ketua Umum organisasi yang mewadahi para habib di Indonesia ini menyampaikan, Rabithah Alawiyah turut berkontribusi untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut. Sejak 2014 Rabithah Alawiyah telah melaksanakan program nasional bernama Rabithah Peduli. 

"Kita menekankan kepada semua anggota pengurus DPP dan DPC (Rabithah Alawiyah) di seluruh Indonesia penting sosialisasi dan pelaksanaan program tersebut (Rabithah Peduli)," ujarnya.  

Rabithah Peduli memfokuskan diri pada tujuh aspek. Di antaranya program bantuan pendidikan, lingkungan dan ekosistem, kesehatan, pemberdayaan pengusaha kecil, sosial, bantuan bencana, dan masa depan generasi muda. 

Program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan peran penting Rabithah Alawiyah di kancah nasional, serta mendatangkan manfaat yang signifikan bagi umat Islam dan bangsa Indonesia secara umum.   

Habib Zen menegaskan, Rabithah Alawiyah akan selalu menjalin kerjasama dengan ormas-ormas Islam dan pemerintah dalam menjaga kerukunan umat Islam dan umat beragama yang lain. 

Sebagai bagian dari anak bangsa, Rabithah Alawiyah telah meminta kepada seluruh cabang agar mengaktifkan kegiatan bersama di lingkungan masing-masing dalam bentuk kerjasama dakwah, sosial, pendidikan dan promosi budaya setempat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement