Sabtu 07 Dec 2019 11:50 WIB

Mendikbud Nadiem Makarim Batal Hadiri Silaknas ICMI

Mendikbud Nadiem Makarim semula dijadwalkan menjadi pembicara di Silaknas ICMI.

Mendikbud, Nadiem Makarim semula dijadwalkan menjadi pembicara di Silaknas ICMI, namun batal hadir.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Mendikbud, Nadiem Makarim semula dijadwalkan menjadi pembicara di Silaknas ICMI, namun batal hadir.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nadiem Anwar Makarim batal menjadi pembicara dalam pleno IV Silaknas dan Milad Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) 2019. Nadiem dijadwalkan mengisi acara pada 09.30-11.00 WIB.

Akan tetapi, hingga acara dimulai, Nadiem belum terlihat dipanggung. Semula, ia diagendakan membahas tema Pengembangan SDM unggul di era globalisasi bersama Ilham Habibie dan mantan Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim.

Baca Juga

"Kemungkinan batal hari ini. Mudah-mudahan bisa datang besok," kata Ketua Panitia Silaknas ICMI Andi Irman di Padang, Sabtu.

Sementara itu, anggota Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, Ilham Akbar Habibie memberikan pandangannya tentang arah pendidikan ke depan. Ia menyebut, setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan potensi masa depan, yaitu investasi human capital, investasi ilmu pengetahuan dan teknologi, membina dan mendukung inovasi.

Muaranya, menurut Ilham, adalah pengentasan kemiskinan. Sementara itu, pendidikan adalah kunci dan kreatifitas merupakan pondasi bagi inovasi.

"Inovasi itu akan menghubungkan teknologi dengan kewirausahaan," katanya.

Sementara itu, mantan Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim menyampaikan tentang kurikulum 2013 yang digagas dalam masa jabatannya. Kurikulum itu, menurutnya, tidak hanya sampai pada pengetahuan, tetapi melewati itu hingga menguasai keterampilan.

"Sekarang anak-anak tamat SMA tidak membawa keterampilan apa-apa. Ini yang menjadi perhatian kurikulum 2013,” katanya.

Musliar berharap, Mendikbud Nadiem tidak lagi membuat kurikulum baru. Ia berpendapat, apa yang diinginkan setidaknya 70 persen sudah ada di kurikulum 2013, tinggal disempurnakan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement