Jumat 06 Dec 2019 08:26 WIB

JK Minta DMI Tingkatkan Peranan Masjid

JK menyebut masjid jangan hanya untuk jadi tempat melaksanakan ibadah.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum DMI Jusuf Kalla menyebut DMI berperan meningkatkan peranan masjid itu sendiri. Foto Ketua Umum DMI Jusuf Kalla (ilustrasi)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum DMI Jusuf Kalla menyebut DMI berperan meningkatkan peranan masjid itu sendiri. Foto Ketua Umum DMI Jusuf Kalla (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla meminta jajarannya dari pusat sampai ke daerah agar meningkatkan peranan masjid untuk kehidupan masyarakat. Menurut JK, masjid jangan hanya untuk jadi tempat melaksanakan ibadah. Tapi juga menjadi sarana meningkatkan kehidupan masyarakat dari aspek lain seperti sosial dan ekonomi.

"Peran DMI itu ya meningkatkan peranan masjid itu sendiri. Ekonomi umat juga bisa dikembangkan di sana," kata JK saat melantik pengurus DMI Sumatra Barat di Istana Gubernur Sumbar di Padang, Kamis (5/12).

Baca Juga

Mantan Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019 itu mengatakan masjid merupakan tumpuan kehidupan umat Islam. Hal tersebut sudah diajarkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Di mana Nabi SAW menjadikan masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat pemerintahan, pusat kegiatan ekonomi, pendidikan dan lain-lain.

Selain itu, JK juga ingin DMI juga harus ikut mendorong membantu pendirian dan perbaikan masjid. Untuk melakukan hal tersebut, menurut JK DMI harus memiliki data base masjid di seluruh Tanah Air.

Sejauh ini, masjid yang terdata oleh DMI baru 500 ribu. Padahal perkiraan JK masjid di Indonesia sudah mendekati angka satu juta. "Kadang DMI di daerah ini saja tak tahu ada berapa masjid di daerah mereka. Kita di pusat juga begitu. Nanti pendataan ini kami perkuat," ucap JK.

Selain memperhatikan fisik masjid, JK juga menyarankan setiap masjid juga didukung fasilitas penunjang yang memadai seperti sound system. Ia menghitung 80 persen kegiatan umat Islam di masjid adalah untuk mendengarkan ceramah, kotbah, mendengarkan pengumuman dan memberikan infak sedekah. 20 persennya, JK mengatakan, barulah untuk ibadah shalat wajib, shalat sunat dan baca kitab suci Alquran.

"Kita upayakan semuanya diperbaiki. Sekarang 70 persen masjid itu, susunan tata suaranya jelek," kata JK menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement