Dalam sebuah wawancara, beberapa warga latin AS mengaku tertarik pada Islam karena pengabdian yang intens kepada Tuhan, kesederhanaan dalam iman dan fokus pada komunitas yang gagal mereka temukan dalam kepercayaan mereka sebelumnya.
Hal itu ditambah kesamaan target diskriminasi Presiden Trump terhadap warga imigran serta komunitas Muslim. Laporan kejahatan rasial juga tengah meningkat. Bagi sebagian orang, kesamaan pengalaman hidup sebagai minoritas di AS juga menjadi daya tarik yang kuat.
Namum berdasarkan survey, sekitar 94 persen Muslim Latin mengaku ingin mendapatkan pengalaman yang lebih langsung dan pribadi tentang Tuhan sebagai alasan berpindah keyakinan. Survey dilakukan terhadap 560 mualaf selerti dilaporkan Muslim Latino di AS dalam sebuah laporan tahun 2017 dalam Journal of Race, Etnisitas dan Agama.
"Sejak hari pertama, ketika orang-orang tinggal untuk melihat kami menjadi Muslim, itu saja. Mereka menemukan sukacita di dalamnya. Mereka benar-benar bahagia untuk orang yang berpindah keyakinan," kata Luis.
Meski demikian, perpindahan keyakinan yang mereka jalani seringkali berjalan tidak mudah. Mereka kerap menimbulkan keretakan atau bahkan memutuskan hubungan dengan keluarga dan ajaran kristiani yang mereka anut sejak lama.