Sabtu 30 Nov 2019 16:06 WIB

Kata Ghuluw dalam Alquran dan Hadis, Apa Maknanya?

Dalam sejumlah ayat Alquran dan Hadist terdapat kata Ghuluw.

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sejumlah ayat Alquran dan Hadist terdapat kata Ghuluw. Prof Quraish Shihab dalam bukunya berjudul 'Apa, Mengapa, Bagaimana Wasathiyyah' menyebut ghuluw dalam berbagai bentuknya mengandung makna ketinggian yang tidak biasa.

Harga sesuatu barang yang lebih mahal dari yang biasa dilukiskan dengan kata ghally. Air yang mendidih saat panas dilukiskan dengan kata yaghaly-ghalayan meski belum mencapai batas akhir.

"Wahai ahli kitab, janganlah melakukan ghuluw (melampuai batas) menyangkut keberagamaan kamu. Jangan berucap/percaya menyangkut Allah kecuali yang hak." (QS an-Nisa:59).

Quraish Shihab beranalogi, jika ghaly dikatakan sebagai mahal, tidak berarti harga itu telah mencapai puncak batas kemahalan. Maksud mahal di sini sebatas pada harga sesuatu yang melampaui batas normal sehingga dibilang mahal.

Di dalam hadis, kata yang sama pun kerap digunakan. Sahabat Nabi Ibnu Abbas menyampaikan, Nabi SAW di atas untanya ketika melaksanakan haji. Pada hari pelemparan jumrah, Rasulullah meminta batu-batu untuk digunakan melontar. Ibnu Abbas Ra pun mengambil sekian batu kecil dengan ukuran yang biasa untuk melontar.

Saat batu-batu itu di dalam genggaman Nabi SAW, beliau bersabda, "Yang seperti inilah (besarnya) yang hendaknya kalian gunakan melontar." Kemudian, beliau bersabda, "Wahai seluruh manusia, hindarilah ghuluw (pelampauan batas) dalam keberagamaan. Karena yang membinasakan (umat) sebelum kamu adalah ghuluw dalam ke beragamaan." (HR Ibnu Majah).

Di dalam kadar yang lebih besar, berlebihan bisa dikatakan sebagai ekstrem. Sebuah kata yang diserap dari bahasa Inggris bermakna paling ujung, paling tinggi, paling keras, dan sebagainya. Bahasa Inggris mendefinisikannya sebagai the greatest gegree.

Ghuluw memang berbeda dengan ekstremisme. Quraish Shihab bertamsil, orang di barat masih membenarkan hal yang dilakukan selama tidak menimbulkan kekerasan atau pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Karena itu, makna ekstremitas adalah sesuatu yang telah melewati ujung. Di antara mereka ada yang membolehkan pelecehan simbol-simbol agama, bahkan terhadap para nabi dan tokoh tokoh yang dihormati masyarakat. Andaikata tidak membolehkan, mereka tidak mengecam pelakunya dengan dalih kebebasan berbicara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement