Senin 25 Nov 2019 17:17 WIB

Dzikir Nasional Upaya Positif Maknai Pergantian Tahun

Republika kembali menggelar Dzikir Nasional.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Agung Sasongko
Dzikir
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Dzikir

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pakar pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Hamied Wijaya menyambut positif kegiatan Dzikir Nasional yang digelar Republika dalam memaknai momen pergantian tahun.

Hamied menilai zikir bersama seperti yang dilaksanakan Republika merupakan upaya positif dalam memaknai momen pergantian tahun. Hamied menilai banyak hal-hal negatif yang kerap dilakukan masyarakat dalam merayakan pergantian tahun yang justru jauh dari nilai-nilai keislaman.

Baca Juga

"Zikir upaya memindahkan perilaku hura-hura, pesta-pesta dengan menuju kebaikan," ujar Hamied saat berbincang dengan Republika di Masjid Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11).

Seperti manusia, pertambahan umur seharusnya menjadi ajang bagi umat untuk intropeksi diri. Hamied menyampaikan tahun yang baru sejatinya semakin menumbuhkan tingkat kesyukuran dan mencari keberkahan dari sang maha pencipta, Allah SWT.

"Dengan kondisi seperti sekarang ini, merayakan pergantian tahun sebaiknya lebih banyak bertafakur, intropeksi, dan berdoa tahun depan lebih baik lagi," ucap Hamied.

Hamied menyarankan ajang Dzikir Nasional Republika digelar secara serentak di seluruh Indonesia. Kata Hamied, panitia pusat di Jakarta bisa bekerja sama dengan sejumlah pihak di daerah agar menyiarkan secara langsung prosesi Zikir Akbar Nasional Republika di masjid-masjid yang ada di daerah.

"Saya membayangkan adanya doa bersama yang diaminkan seluruh masyarakat saat momen pergantian tahun, gemanya betul-betul terasa," lanjut Hamied.

Hamied menilai para pengurus masjid juga harus mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Kata dia, Dzikir Nasional Republika bisa disaksikan secara langsung melalui sejumlah platform digital. Hal-hal seperti ini, menurut Hamied, akan menarik minat generasi muda.

Hamied menyampaikan, syiar Islam tak bisa hanya dilakukan oleh para ahli agama, melainkan juga ahli teknologi dalam menjangkau semua lapisan masyarakat.
"Di masjid bisa dipasang layar lebar dan melihat Zikir Akbar Nasional lewat Youtube, berdoa bersama untuk kemajuan bangsa," kata Hamied.

Hamied tak menampik tantangan besar dalam syiar Islam di era teknologi seperti sekarang ini. Oleh karenanya, kata Hamied, dibutuhkan terobosan-terobosan baru dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memberikan suasana segar kepada generasi muda.

"Menarik generasi muda ikut zikir memang tidak mudah. Perlu cari cara yang disukai anak muda, misal lewat teknologi atau undang tokoh yang memiliki pengalaman kelam dan sudah berhijrah," kata Hamied menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement