Rabu 20 Nov 2019 14:09 WIB

ACT Distribusikan Bantuan Medis pada 338 Jiwa di Palestina

ACT terus menghimpun dana untuk membantu Palestina.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Relawan ACT di Gaza, Palestina, membagikan bantuan makanan kepada sejumlah anak-anak Palestina, Senin (6/5)
Foto: dokumentasi ACT
Relawan ACT di Gaza, Palestina, membagikan bantuan makanan kepada sejumlah anak-anak Palestina, Senin (6/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Filantropi, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendistribusikan bantuan berupa alat-alat medis kepada 338 jiwa di Palestina, pada Kamis (14/11) hingga Ahad (17/11) lalu. Bantuan yang diberikan seperti alat bantu untuk berjalan, popok bayi, obat-obatan, pembersih luka, dan perban.

"Bantuan-bantuan ini kita berikan kepada mereka yang terluka akibat serangan dari Israel dan juga korban luka saat Great Return March (GRM) pada Jumat (15/11) lalu," ujar Tim Global Humanity Response (GHR)-ACT, Andi Noor Faradiba, dari laman resmi ACT.

Baca Juga

Setiap pekan, puluhan hingga ratusan orang terluka dalam GRM, termasuk perempuan dan anak yang ikut dalam aksi tersebut. Unjuk rasa yang biasa dilakukan masyarakat Palestina di perbatasan Gaza ditangguhkan pada Jumat lalu. Hal itu merupakan arahan Komisi Nasional Great Return March melihat kondisi eskalasi agresi Israel ke wilayah-wilayah Gaza sejak Selasa (12/11) lalu.

"Kita berikan bantuan dari dermawan Indonesia untuk warga Kota Gaza, Gaza Utara, serta wilayah Shijayyah. Rencananya kita akan ada lanjutan bantuan untuk warga yang menderita luka-luka. Kita sedang menginisiasi bantuan ini di sebuah klinik yang ada di Gaza," ucap Faradiba.

 

Sebelumnya pada Selasa (12/11) terjadi eskalasi serangan Israel terhadap Palestina. Hal ini menyebabkan 32 orang meninggal dunia, dan 85 jiwa mengalami luka. ACT terus menggencarkan bantuan, terutama bantuan medis di Gaza, Palestina.

Direktur Eksekutif GHR-ACT, Bambang Triyono mengatakan, bantuan sudah dipersiapkan, dan akan diberikan untuk merespon situasi darurat terkini di Gaza. Serangan tersebut disebut terjadi keempat kalinya, dan menjadi yang terbesar selama 2019.

"Kami sudah memberikan bantuan First Response. Posko ini digunakan untuk melayani dan menangani kasus gawat darurat untuk para korban. Bantuan yang sebelumnya ada program yang mereka butuhkan, tindakan lanjut operasi. Kini kami lanjutkan lebih masif," kata Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement